Tabanan (bisnisbali.com)-Fenomena alam La Nina yang ditandai musim kemarau panjang memberi berkah tersendiri bagi sejumlah nelayan tangkap di Kabupaten Tabanan sekarang ini. Betapa tidak, jumlah ikan dan lobster yang mampu ditangkap setiap melaut meningkat dibanding biasanya.
Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tabanan Ketut Arsana Yasa menyatakan, terjadinya La Nina yang merupakan fase dingin El Nino menjadi berkah tersendiri bagi sektor perikanan tangkap. Dampak sebaliknya dialami sektor pertanian padi yang tidak bisa optimal berproduksi saat ini. Sebab, adanya El Nino akan membuat air di permukaan laut lebih dingin dari biasanya dan itu memicu tumbuh kembangnya klorofil sebagai makanan ikan.
Seiring dengan fenomena itu maka ikan akan berdatangan. Nelayan pun kecipratan berkah karena jumlah tangkapannya termasuk jenis lobster melimpah saat ini. “Memang sejak dulu kalau sudah musim kemarau panjang, biasanya tangkapan di laut selalu melimpah,” ujar Arsana Yasa, Kamis (24/8).
Diterangkannya, musim panen ikan kali ini semakin menguntungkan bagi nelayan karena sebagian besar harga jual ikan tangkapannya laku cukup mahal. Hal ini seiring tren harga ikan di pasar ekspor yang juga meningkat sekarang. Seperti harga ikan layur yang sebelumnya hanya Rp40 ribu, kini menyentuh Rp70 ribu per kilogram yang beratnya di atas 300 gram di tingkat nelayan.
Begitu juga lobster, harganya semakin bagus yaitu mencapai Rp350 ribu sampai Rp385 ribu per kilogram di tingkat nelayan. “Bahkan, lobster berukuran besar atau di atas 400 gram harganya sudah menyentuh Rp425 ribu per kilogram di tingkat nelayan,” jelas Arsana Yasa yang juga anggota DPRD Tabanan.
Di sisi lain diakuinya di tengah musim panen ikan tangkap saat ini nelayan di Tabanan dihadapkan dengan ancaman angin kencang pada siang hari di atas 30 kilometer per jam. Angin kencang ini mengakibatkan potensi terjadinya gelombang setinggi 1 meter sampai 2,5 meter di laut. Hanya, ancaman tersebut masih memberi celah bagi nelayan untuk menangkap ikan khususnya pada malam hari.
Di tempat terpisah, Ketua Nelayan Darma Murti Yeh Gangga, Kadek Wita, menyampaikan ikan jenis layur yang berhasil ditangkap oleh nelayan di Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, menurun saat ini. Kondisi tersebut dipicu kencangnya hembusan angin yang menyebabkan tingginya gelombang laut, sehingga menghambat aktivitas nelayan. “Cuaca memang cerah, namun tidak sepenuhnya mendukung untuk melakukan aktivitas menangkap ikan. Terlebih meningkatnya hembusan angin mengakibatkan gelombang tinggi,” kilahnya.
Menurut dia, sebelum terjadinya gelombang tinggi, nelayan cukup sumringah karena cuaca baik untuk menangkap ikan jenis layur. Bagaimana tidak, sekali melaut seorang nelayan bisa mendapat 10 hingga 15 kilogram. *man