Stok Beras di Bali Hanya Cukup untuk Tiga Bulan

257
STOK BERAS - Kondisi stok beras di Gudang Bulog Sempidi, Badung. Saat ini stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Bali diakui cukup untuk 3 bulan ke depan.

Denpasar (bisnisbali.com) – Beras menjadi komoditi yang perlu diwaspadai ketersediaannya saat ini. Hal tersebut terkait dengan El Nino (kekeringan ekstrem) yang terjadi di beberapa negara. Kondisi tersebut membuat beberapa negara mengurangi ekspor beras, salah satunya India. Dengan itu, pemerintah pusat mengimbau pemerintah daerah agar waspada terhadap ketersediaan komoditi pokok tersebut.

Dikonfirmasi terkait stok atau ketersediaan cadangan beras di Bali, Manajer SCPP Bulog Kantor Wilayah Bali, Avrilia Purwandari, Rabu (9/8) mengatakan, saat ini stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yaitu 3.714.036 kilogram atau 3.714 ton. Jumlah tersebut diakuinya hanya cukup untuk 3 bulan ke depan. “Untuk cadangan beras di Provinsi Bali stoknya masih mencukupi dan aman,” ungkapnya.

Ia mengatakan CBP ini disalurkan untuk TNI serta dalam rangka stabilisasi pasokan harga pangan (SPHP). “SPHP ini digelontorkan lewat pelaksanaan pasar murah,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar, Eman Sulaiman sebelumnya mengatakan, secara nasional CBP cukup untuk 1,5 bulan ke depan. Demikian dia mengatakan beras menjadi komoditas utama yang perlu diwaspadai saat ini termasuk kaitannya dengan inflasi. Dia menyebutkan El Nino masih berlangsung dengan puncaknya pada Agustus hingga September. “Secara nasional beras masih cukup untuk 1,5 bulan kedepan. September masih cukup secara nasional, namun perlu diwaspadai,” katanya.

Selain beras, gandum juga menjadi komoditi yang mendapat perhatian. Hal ini karena pelabuhan di negara pengekspor gandum yakni Ukraina ditutup akibat perang dengan Rusia yang masih berlangsung. Dikatakannya, 30 persen gandum yang tersebar di negara negara lain, diekspor dari Ukraina. Dengan itu produk turunan gandum seperti mie, terigu serta roti perlu diwaspadai terhadap inflasi.

Sementara itu dalam laman resminya,  Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan,  sebagai langkah mitigasi dampak dari El Nino, pemerintah telah menargetkan persediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di atas 2,2 juta ton hingga akhir 2023.

“Kita menghendaki agar stok beras menjelang akhir tahun itu bisa di angka di atas 2,2 juta. Jadi ini yang kemarin sudah dirapatkan di rapat terbatas dengan Bapak Presiden, dan arahan kepada Bulognya sudah jelas, sehingga ini harus dijaga sehingga ketersediaan pangan sampai akhir tahun diamankan,” kata Airlangga.

Ia menjelaskan, agar mampu memenuhi target stok CBP tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyiapkan benih khusus dengan spesifikasi tertentu yang mampu bertahan terhadap perubahan iklim yang saat ini menjadi kekhawatiran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). “Dari Kementerian Pertanian sudah menjanjikan beberapa daerah-daerah lahan untuk pertanian yang bisa digenjot dengan dipersiapkannya spesifikasi benih tertentu, yaitu benih yang relatif lebih tahan terhadap perubahan cuaca,” ujarnya.

Di satu sisi, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo juga mengatakan, pemerintah berencana menyiapkan 500 ribu hektar lahan pertanian untuk mengantisipasi dampak kemarau yang berkepanjangan akibat El Nino.

Untuk saat ini, ia mengatakan telah aktif berkoordinasi dengan kepala daerah guna mengantisipasi El Nino. Syahrul juga mengaku sudah memetakan dampak terburuk terhadap stok beras akibat El Nino di Indonesia pada Agustus-September 2023.  *wid