Tabanan (bisnisbali.com) – Realisasi pendapatan retribusi pasar di Kabupaten Tabanan pada semester I tahun 2023 masih jauh panggang dari api. Betapa tidak, pemasukan dari pungutan pasar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tabanan hanya Rp2.018.720.270 atau belum mencapai 50 persen dari total target yang ditetapkan sebesar Rp6.250.000.000.
Realisasi pendapatan restibusi pasar ini disumbang oleh 15 pasar tradisional. Pasar Tabanan dengan pendapatan sebesar Rp491.256.970 sekaligus penyumbang terbanyak pada semester I. Selanjutnya Pasar Senggol Rp74.660.000, Pasar Dauh Pala Rp114.450.940 dan Pasar Kediri Rp416.374.745.
Kemudian Pasar Bajera menyumbang Rp192.405.885, Pasar Pupuan Rp184.336.080, Pasar Marga Rp89.165.750, Pasar Penebel Rp48.180.000, Pasar Baturiti Rp137.073.400, Pasar Sayur Baturiti Rp89.390.000, Pasar Candi Kuning Rp8.155.000, Pasar Senganan Rp45.494.500, Pasar Kerambitan Rp52.599.000, Pasar Tuakilang Rp15.712.000 dan Pasar Pesiapan Rp59.466.000.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan Ni Made Murjani mengungkapkan, pada semester I realisasi retribusi memang masih kecil dibandingkan target yang ditetapkan. Sebab, keberadaan pasar di Tabanan sebagian besar merupakan pasar tradisional dan beberapa diisi oleh pedagang musiman.
“Biasanya menjelang hari raya jumlah pedagang meningkat seiring bertambahnya konsumen yang berbelanja. Begitu juga sebaliknya, pedagang jumlahnya akan menurun di luar hari raya,” tuturnya, Selasa (25/7).
Masih rendahnya realisasi retribusi pasar juga dipicu oleh dampak pandemi Covid-19 yang membuat kondisi ekonomi masyarakat baru mulai kembali bangkit dari keterpurukan dan sejumlah pembangunan infrastruktur. Salah satunya pembangunan shortcut Denpasar–Singaraja yang membuat pendapatan retribusi di Pasar Candi Kuning menurun tajam, bahkan menjadi pasar tradisional terendah dalam menyumbang pendapatan retribusi saat ini.
“Turunnya retribusi di Pasar Candi Kuning dipengaruhi oleh shortcut. Orang yang selesai berwisata, pulangnya langsung menuju shortcut, tidak melalui jalan lama,” tegas Murjani.
Meski begitu, pihaknya terus berupaya mencapai target pendapatan retribusi sebagai salah satu penyumbang PAD melalui sejumlah terobosan. Misalnya melalui program E-retribusi yang cakupannya terus diperluas. Saat ini baru ada sembilan pasar yang menggunakan E-retribusi, meliputi Pasar Candi Kuning, Pasar Sayur Baturiti, Pasar Baturiti, Pasar Marga, Pasar Penebel, Pasar Kediri, Pasar Kerambitan, Pasar Bajera dan Pasar Pupuan. “Cakupan pasar yang mengadopsi E-retribusi akan kami perluas. Kami harapkan bisa menjangkau 15 pasar yang ada di bawah kewenangan Disperindag hingga akhir 2023 nanti,” ujarnya.
E-retribusi penting diberlakukan pada semua pasar. Program yang menggandeng pihak ketiga (bank) tersebut sebagai cara mencegah kebocoran pendapatan retribusi pasar yang nantinya juga menopang PAD. Upaya lainnya dalam mencapai target retribusi pasar melalui revitalisasi pasar. *man