Semester I, Realisasi PAD Tabanan hanya 39,52 Persen

199
PARIWISATA - Sektor pariwisata belum mampu optimal menopang PAD Tabanan pada semester 1 2023.

Tabanan (bisnisbali.com) – Di tengah mulai membaiknya kondisi ekonomi dari dampak pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten Tabanan terus berupaya menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar mampu mencapai target. Hanya, hingga hingga semester I  tahun 2023, upaya tersebut belum membuahkan hasil maksimal. Hal ini tercermin dari realisasi capaian PAD yang baru mencapai 39,52 persen.

Berdasarkan data dari Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kabupaten Tabanan, tahun ini target PAD Tabanan ditetapkan sebesar Rp500.405.058.600. Target tersebut mengalami lonjakan dibandingkan APBD induk tahun sebelumnya yang dipatok Rp411.329.363.038.

Pencapaian target PAD tahun ini diharapkan disumbang dari komponen pajak daerah yang ditetapkan Rp168.400.658.770, retribusi daerah yang ditarget Rp23.053.041.755, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dipatok Rp10.198.935.000 dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah ditarget Rp298.752.423.075.

Kepala Bakeuda Tabanan I Wayan Kotio, Rabu (19/7), mengungkapkan ada empat komponen penyumbang PAD selama ini. Pada semester I ini hampir sebagian besar komponen realisasinya sudah berjalan sesuai target. Komponen penerimaan sektor pajak daerah dari PBB dan BPHTB yang ditarget Rp168.400.658.770 realisasinya sudah menembus 52,48 persen atau Rp88.380.191.173. Begitu pula komponen hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sudah terealisasi 73,28 persen atau Rp7.473.416.189.

Hanya komponen lain-lain pendapatan asli daerah yang sah belum optimal dalam menyumbang PAD. Komponen ini sekaligus memengaruhi realisasi capaian pada semester I yang masih rendah. Sumbangan terhadap komponen lain-lain pendapatan asli daerah yang sah hampir mencapai 60 persen dibandingkan komponen lain sebagai penyumbang target PAD.

Kotio menjelaskan, komponen lain-lain pendapatan asli daerah yang sah  salah satunya adalah pendapatan daya tarik wisata (DTW) yang disumbang dari kunjungan wisatawan, sedangkan jumlah pengunjung salah satunya ke DTW Tanah Lot belum mencapai target saat ini. Di sisi lain penetapan target PAD dari komponen yang disumbang oleh kunjungan wisatawan cukup tinggi karena mengacu pada target sama sebelum pandemi lalu juga cukup besar. “Tahun ini target yang dipasang tinggi tampaknya belum mampu optimal menyumbang PAD,” ujarnya.

Komponen lain yang juga masih perlu dioptimalkan sebagai penopang PAD adalah retribusi daerah. Di antaranya retribusi parkir, retribusi rumah potong hewan dan retribusi pasar. Pada semester I ini komponen tersebut baru menyumbang 32,89 persen dari target atau Rp7.581.119.248.

“Capaian tersebut akan terus dioptimalkan dalam menopang PAD termasuk terobosan dari Bapak Bupati yang meminta ASN mendata semua potensi pajak dan hasilnya hampir mencapai 100 persen tambahan. Akan tetapi itu masih perlu kami survei lagi apakah bisa wajib pajak atau tidak nantinya,” pungkasnya. *man