Jumlah Penduduk Miskin di Bali Menurun

188
LEBIH RENDAH - Jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali pada Maret 2023 lebih rendah dibandingkan kondisi September 2022 dan Maret tahun lalu.

Denpasar  (bisnisbali.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali pada Maret 2023 tercatat 193,78 ribu orang, dibandingkan dengan kondisi September 2022, jumlah penduduk miskin turun sebanyak 11,58 ribu orang. Sementara itu, jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2022 turun 11,90 ribu orang.

Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani di Denpasar, Senin (17/7) menerangkan persentase penduduk miskin pada Maret 2023 tercatat sebesar 4,25 persen, turun 0,28 persen poin terhadap September 2022 dan turun 0,32 persen poin terhadap Maret 2022. “Berdasarkan daerah tempat tinggal, jumlah penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2023 sebanyak 123,82 ribu orang, turun sebanyak 10,00 ribu orang jika dibandingkan kondisi September 2022 yang tercatat sebanyak 133,82 ribu orang,” katanya.

Sementara itu, penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2023 sebanyak 69,96 ribu orang, turun sebanyak 1,59 ribu orang jika dibandingkan kondisi September 2022 yang tercatat sebanyak 71,55 ribu orang.

Persentase penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2023 tercatat sebesar 3,77 persen, turun 0,35 persen poin dari kondisi September 2022 yang tercatat sebesar 4,12 persen.  “Sementara persentase penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2023 tercatat sebesar 5,50 persen, turun 0,08 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2022 yang tercatat sebesar 5,58 persen,” ujarnya.

Secara umum, BPS Bali mencatat, pada periode Maret 2016-Maret 2023, tingkat kemiskinan di Provinsi Bali mengalami fluktuasi, baik dari sisi jumlah maupun persentase. Tercatat dari Maret 2016 ke September 2016 mengalami penurunan dan dari September 2016 ke Maret 2017 mengalami kenaikan.

Tren penurunan kembali terjadi mulai Maret 2017 hingga September 2019, sedangkan dari September 2019 hingga September 2021 mengalami kenaikan. Mulai September 2021 ke Maret 2023 kembali mengalami penurunan baik dari sisi jumlah maupun persentase penduduk miskin.

Dijelaskan dalam pengukuran angka kemiskinan makro, Garis Kemiskinan digunakan sebagai besaran/batas untuk mengelompokkan penduduk yang dapat dikategorikan sebagai penduduk miskin atau tidak miskin.  “Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah (atau lebih rendah) dari besaran yang disebut sebagai Garis Kemiskinan,” paparnya.

Disebutkan garis kemiskinan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp529.643 per kapita per bulan. Dibandingkan kondisi September 2022, nilai tersebut naik sebesar 2,84 persen, sementara jika dibandingkan Maret 2022, terjadi kenaikan sebesar 9,20 persen. Pada Maret 2023, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan di Provinsi Bali baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya sama, yaitu komoditas beras.

Selengkapnya komoditas makanan yang berpengaruh dalam pembentukan garis jemiskinan di perkotaan pada Maret 2023 adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, kue basah,bawang merah, roti, cabeai rawit, mie instan, dan kopi bubuk dan kopi instan (sachet). Komoditas makanan yang berpengaruh dalam pembentukan garis kemiskinan di perdesaan pada periode yang sama adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras,telur ayam ras, kue basah, bawang merah, cabai rawit, roti, tongkol/tuna/cakalang, dan kopi bubuk dan kopi instan (sachet).

Pada komoditas bukan makanan, lima komoditas yang berpengaruh pada pembentukan garis kemiskinan di perkotaan pada Maret 2023 yaitu perumahan, bensin, upacara agama atau adat lainnya, listrik, dan pendidikan. “Sementara itu, lima komoditas bukan makanan yang berpengaruh dalam pembentukan garis kemiskinan di perdesaan pada periode yang sama yaitu perumahan, bensin, upacara agama atau adat lainnya, listrik, dan perlengkapan mandi,” jelasnya.*dik