Denpasar (bisnisbali.com) – Pelaku pariwisata diharapkan bersiap hadapi tahun politik di 2024 mendatang. Hal tersebut dikarenakan adanya kemungkinan penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Ketua Persatuan Angkutan Wisata Bali (Pawiba) I Nyoman Sudiartha saat diwawancarai, Minggu (16/7) mengatakan, tahun politik sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Bali.
Ia pun mengaku khawatir menghadapi tahun politik mendatang. Menurutnya, cenderung akan ada penuruman kunjungan wisman pada tahun depan. “2023 masih kita bisa nikmati beberapa bulan lagi. 2024 harus bersiap,” katanya.
Negara ini harus pintar menjaga isu pada tahun politik nanti. Hal ini untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisman yang hendak berkujung. Demikian dikatakannya, sektor pariwisata sangat rentan terhadap isu, sehingga semua diharapkan bisa menjaga isu yang terjadi.
Pengamat Pariwisata Prof. Dr. Drs. I Putu Anom, B.Sc., M.Par, mengatakan, wisatawan akan mempertimbangkan negara yang tengah mengadakan pemilihan umum (pemilu). Ini membuat wisatawan akan menunda kunjungan pada negara negara yang mengadakan pemilu dengan alasan keamanan. Dengan itu, pelaku pariwisata di Bali harus bersiap dengan menurunnya kunjungan wisman pada 2024 nanti.
Tidak hanya di negeri ini, dia mengatakan, semua negara yang tengah mengadakan pemilu akan mengalami dampak yang sama. Untuk itu, Guru Besar Universitas Udayana ini menyarankan agar pelaku pariwisata jeli menggarap wisdom pada tahun mendatang.
Berbanding terbalik dengan wisman, Prof Anom memprediksi kunjungan wisdom tentu lebih bergairah pada tahun politik nanti. Kampanyae yang dilakukan para calon pemimpin dan wakil rakyat berserta tim suksesnya akan memberi peluang bagi industri parwisata. “Saat mereka (tim sukses) melakukan kampanye ke daerah kan akan menginap. Disitu peluang bagi hotel hotel, itu bisa digarap,” imbuhnya. *wid