Penunjang Ekonomi Bali, Pemerintah Didorong Kuatkan UMKM dan Pariwisata

205
LINDUNGI UMKM – Pelaku UMKM sedang melukis anyaman yang akan dijajakan untuk wisatawan di sejumlah pasar seni di Bali. Kemendag dan Kemenkeu baru saja menerbitkan aturan untuk melindungi UMKM.

Denpasar (bisnisbali.com) – Memasuki masa endemi Covid-19, sektor-sektor yang menjadi penunjang ekonomi masyarakat di daerah ini harus terus dikuatkan dengan berbagai inovasi dan berbasis digitalisasi. Di Bali, sektor UMKM dan pariwisata diproyeksikan akan menjadi andalan utama penunjang ekonomi.

Pemerhati ekonomi Bhima Yudhistira dan Kusumayani, M.M., Rabu (12/7) menilai, UMKM dan pariwisata akan menjadi sektor yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata di masa endemi. Alasannya UMKM di Bali mampu tangguh dan teruji saat pandemi, sehingga masa endemi akan lebih kuat sebagai penunjang ekonomi daerah. Begitupula pariwisata yang kini juga kian menggeliat masih menjadi urat nadi perekonomian. “Pada 2023 sektor-sektor ini tampak kembali bertumbuh. Terlihat dari kunjungan wisatawan terus bertambah dan sektor UMKM kembali bergerak dan mampu eksis ke pasar luar dengan digitalisasi,” kata Bhima.

Kusumayani sependapat, pariwisata Bali sulit diprediksi, ketika pandemi membuat jatuh semua sektor ekonomi. Namun dengan pengalaman tersebut, pariwisata kembali bangkit termasuk di sektor pendukungnya. Terlebih ketika pembatasan masyarakat mulai longgar, meningkatnya kunjungan wisatawan, membuat UMKM Bali makin tumbuh dan berkembang. “Ini sangat berdampak pada pemulihan ekonomi Bali,” terangnya.

Data BPS Bali merinci pada periode Januari-Mei 2023, tercatat sebanyak 1.877.215 kunjungan wisman yang datang langsung ke Bali. Jika dibandingkan dengan periode Januari-Mei 2022, jumlah wisman tercatat meningkat hingga 888,64 persen.

Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani menjabarkan, mulai diberhentikannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat serta momentum perayaan Hari Raya Galungan, Kuningan dan Nyepi serta awal bulan Ramadhan diduga mampu menjadi katalis penggerak ekonomi Bali. Sinyal tersebut tercermin dari meningkatnya permintaan pada output hasil industri pengolahan.

Pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) per tanggal 30 Desember turut mendongkrak aktivitas transportasi khususnya transportasi udara ditengah masih berlangsungnya euforia masyarakat pasca Pandemi Covid-19. Keseluruhan fenomena tersebut selanjutnya bermuara pada corak perekonomian Bali selama triwulan I-2023.

Ia pun menilai akktivitas pada kategori lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum selama triwulan I-2023 mengalami peningkatan sebesar 18,95 persen apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y). Peningkatan tersebut didorong dari sisi permintaan yang mengalami penambahan dari aktivitas pariwisata wisman yang masih ramai pada triwulan I-2023 meskipun sudah melonjak tinggi pada triwulan sebelumnya.

Jumlah kunjungan wisman pada triwulan I-2023 tercatat sebesar 1.026.367 kunjungan sedangkan pada triwulan I-2022 hanya tercatat sebanyak 15.933 kunjungan. Imbas dari meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali otomatis menambah permintaan akan jasa akomodasi baik hotel berbintang maupun jasa akomodasi lainnya. *dik