Tabanan (bisnisbali.com) – Pascabencana banjir dan longsor, sejumlah OPD pengampu pada masing-masing sektor di Kabupaten Tabanan terus melakukan pendataan dampak bencana. Salah satunya Dinas Pertanian Tabanan mendata sebanyak lima titik lokasi fasilitas pertanian terdampak.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, Made Subagia, Rabu (12/7), mengungkapkan data sementara yang telah dikumpulkan menunjukkan ada empat titik kerusakan fasilitas pertanian akibat hujan lebat pada minggu pekan lalu. Titik lokasi bencana tersebut masing-masing ada di Kecamatan Marga, Kecamatan Selemadeg Barat, Kecamatan Penebel dan Kecamatan Kerambitan.
Di Subak Jaka, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, curah hujan dengan intensitas lebat pada minggu lalu membuat sawah di lokasi tersebut terendam banjir. Di di TP Bekaya, Subak Bena, Desa Petiga, Kecamatan Marga, bencana mengakibatkan kerusakan pada jaringan irigasi yang jebol akibat tergerus air bah.
Selanjutnya di Subak Amertha, Desa Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat, jaringan irigasi tertutup material longsor sepanjang 4 meter. Di Subak Wangaya Betan, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, terjadi kerusakan total total pada jaringan irigasi. Terakhir di Subak Serongga, Kecamatan Kerambitan, terjadi kerusakan pada bendungan diakibatkan oleh longsor.
“Jumlah titik kerusakan masih terus kami data hingga kini. Begitu juga luasan lahan yang terdampak masih dalam proses pendataan. Tim Dinas Pertanian terus bekerja di lapangan,” tutur Subagia.
Menurutnya, kerusakan yang terjadi pada fasilitas pertanian kemungkinan tidak signifikan berpengaruh pada produksi pangan, khususnya padi. Itu karena sebagian besar sentra produksi tanaman padi di Kabupaten Tabanan saat ini masih tahap proses olah tanah sebagai persiapan melakukan tanam padi nantinya.
Di sisi lain Subagia menegaskan, kerusakan fasilitas pertanian ini tentu menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Oleh karena dampak jangka panjangnya jika dibiarkan, fasilitas pertanian yang rusak dapat berimbas negatif pada produksi pangan dan mata pencaharian petani. Untuk itu, pihaknya dan tim lapangan terus mendata kerugian yang terjadi akibat cuaca ekstrem, sehingga dapat memberikan bantuan dan solusi bagi para petani yang terdampak.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan Drh. Ni Nyoman Ria Wati menyampaikan, jumlah titik lokasi fasilitas pertanian kemungkinan terus bertambah karena pendataan di lapangan terus dilakukan. Dampak bencana ini tentunya memengaruhi hasil pertanian pada daerah yang terdampak, terutama di Subak Jaka, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, karena di lokasi yang terkena banjir tersebut usia padi menjelang panen.
Kualitas gabah yang dihasilkan petani di Subak Jaka terancam berkurang. Begitu juga produksi yang akan didapat petani pada saat panen nanti kemungkinan menurun. Hal serupa juga mengancam produksi di lokasi fasilitas pertanian yang terdampak bencana lainnya. *man