Agripreneur Dorong Berkembangnya Hilirisasi Pertanian

122
HILIRISASI PERTANIAN - Agripreneur berpotensi mendorong berkembangnya hilirisasi pertanian sekaligus menciptakan wirausaha unggulan.

Denpasar (bisnisbali.com) – Indonesia dan Bali khususnya memiliki keunggulan dari sektor pertanian dan keunggulan ini perlu dikembangkan lebih lanjut. Salah satunya melalui penciptaan wirausaha berbasis agrikultur yang diberi nama agripreneur yang berpotensi mendorong berkembangnya hilirisasi pertanian sekaligus menciptakan wirausaha unggulan.

“Kita bisa menciptakan lapangan kerja berkualitas dengan menghadirkan entrepreneur baru dengan produk berbasis riset. Selain membangun infrastruktur, modernisasi birokrasi, SDM, pembangunan demokrasi, dan paling penting Indonesia perlu menyiapkan entrepreneur,” ucap MenKopUKM Teten Masduki dalam keterangan yang dipantau di Denpasar, Selasa (11/7).

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PDB pada triwulan I 2023 sebesar 11,8 persen, dengan tren pertumbuhan yang positif sebesar 4,73 persen per kuartal. Selain itu, Global Food Security Index (GFSI) mencatat bahwa indeks ketahanan pangan Indonesia tahun 2022 berada di peringkat 69 dari 113 negara dengan mengalami peningkatan di level 60,2 atau naik 1,69 persen dibandingkan tahun 2021.

Saat ini pemerintah tengah membidik persentase entrepreneur sebanyak 3,47 persen. Menurut Teten, untuk menjadi negara maju, persentase wirausaha sebuah negara minimal harus mencapai 4 persen. Dalam hal ini, menurutnya Indonesia harus berhasil mencetak 1 juta wirausaha agar dapat mencapai persentase yang ditargetkan. “Kita harus memikirkan bagaimana caranya mencetak 4 persen entrepreneur baru ini karena kita membutuhkan sekitar 1 juta lagi entrepreneur baru. Maka kita ingin menggandeng kampus sebagai pabrik entrepreneur salah satunya IPB. Supaya pebisnis baru memulai dengan inovasi produk yang berbasis riset dan teknologi,” kata Teten.

Salah satunya langkah nyata yang dapat dikembangkan terkait agripreneur yaitu bersama dengan IPB University. Kolaborasi ini difokuskan pada pentingnya inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan dalam memajukan industri agribisnis serta mendukung perkembangan agripreneur.

Melalui kolaborasi bersama dengan perguruan tinggi diharapkan dapat tercipta langkah-langkah untuk menjawab berbagai tantangan terkait ketahanan pangan, penciptaan nilai tambah melalui pengembangan produk olahan baru. Pengemasan yang menarik, dan pemasaran yang cerdas berbasis teknologi. Misalnya menjadi produk perawatan kulit, produk kesehatan, dan minyak atsiri.

Sementara itu, Indeks nilai tukar petani (NTP) Provinsi Bali pada Juni 2023 tercatat sebesar 100,10 atau naik setinggi 1,26 persen dibanding kondisi bulan sebelumnya. Kenaikan indeks NTP disebabkan kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 1,75 persen yang lebih besar dibandingkan kenaikan Indeks yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,49 persen.

Secara Nasional, indeks NTP tercatat sebesar 110,41 atau naik 0,19 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada Juni 2023, Indeks NTP Provinsi Lampung tercatat mengalami kenaikan NTP paling tinggi, sebesar 2,79 persen. Sebaliknya, NTP Provinsi Riau tercatat mengalami penurunan yang paling dalam, sebesar -4,20 persen. *rah