Kedatangan Wisatawan Tiongkok masih Dinanti

165
DINANTI - Sejumlah wisatawan asal Tiongkok di kawasan DTW Ulun Danu Beratan. Meski spending money kecil, kedatangan wisatawan Tiongkok sangat dinantikan sebagian pelaku usaha di sektor pariwisata.

Denpasar (bisnisbali.com) – Wisatawan Tiongkok dengan kunjungan secara berkelompok memiliki pasar tersendiri bagi industri pariwisata di Bali. Kedatangannya tentu dinantikan oleh pelaku pariwisata terkait. Biasanya tipe wisatawan ini menjadi pangsa pasar hotel bintang 3 termasuk bagi anggota Persatuan Angkutan Wisata Bali (Pawiba) yang 50 persen mengandalkan wisatawan asal negeri Tirai Bambu tersebut.

Saat ini kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali sudah pada urutan ketiga. Berdasarkan catatan Kantor Imigrasi Khusus Kelas I TPI Ngurah Rai, kunjungan wiatawan asing ke Bali tertinggi masih diduduki Australia dengan 124.260 penumpang datang melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Dilanjutkan WNA India sebanyak 52.424 orang, dan WNA Tiongkok sebanyak 30.339 orang.

Ketua Pawiba I Nyoman Sudiartha saat diwawancarai Minggu (9/7) mengatakan, kedatangan wisatawan Tiongkok sangat dinantikan oleh angggotanya. Saat ini menurutnya kedatangan baru sekitar 10-20 persen. “Biasanya kan kedatangan 2 ribu hingga 5 ribu per hari. Hari ini baru sekitar 500an. Jadi baru sekitar  10-20 persen lah,” ungkapnya.

Meski spending money wisatawan Tiongkok kecil atau murah, kedatangan mereka sangat dinantikan oleh sebagian pelaku usaha di sektor pariwisata. Tidak hanya anggota Pawiba, menurut Sudiartha sebagian hotel di Bali juga menantikan wisatawan ini. Seperti halnya hotel bintang 3 ke bawah. “Tidak dipungkiri, ini (wisatawan Tiongkok) sangat dibutuhkan. Banyak property yang sangat bergantung dengan itu,” terangnya.

Kunjungan wisatawan Tiongkok diharapkan bisa segera normal. Penerbangan di semua provinsi di negara tersebut segera dibuka, sehingga lebih banyak yang bisa datang ke Bali. Dengan itu, kendaraan anggota Pawiba mampu terisi hingga 80 persen lagi seperti sebelum pandemi Covid-19 dengan kedatangan Tiongkok.

Di sisi lain, dia juga meminta di tengah pemulihan pariwisata, Bali tidak lagi dijual murah dengan paket-paket wisata seperti sebelumnya yang menyasar wisatawan Tiongkok. “Semoga Asita (Asociatien of the Indonesian Tours and Travel Agencies) bisa berperan aktif untuk membina anggotanya yang bermain market Tiongkok,” imbuhnya. *wid