Pascadiundur, Festival Jatiluwih Belum Ada Kepastian

Pascadiundurnya jadwal pelaksanaan Festival Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, hingga kini belum ada kejelasan dan kepastian terkait penjadwalan kembali kegiatan tersebut.

167
PATUNG - Patung Dewa Sedana dan Dewi Sri ditempatkan di titik pusat DTW Jatiluwih.

Tabanan (bisnisbali.com)–Pascadiundurnya jadwal pelaksanaan Festival Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, hingga kini belum ada kejelasan dan kepastian terkait penjadwalan kembali kegiatan tersebut. Ironisnya lagi, Manajer DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa, dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya.

Sejatinya Festival DTW Jatiluwih IV sudah dirancang pada 16-18 Juni 2023 lalu. Pihak pengelola juga telah melakukan persiapan sejak lama, bahkan menempatkan patung anyaman berbahan bambu setinggi 5 meter yang menggambarkan sosok Dewa Sedana dan Dewi Sri sebagai daya tarik wisata yang dipasang di titik pusat DTW Jatiluwih. Akan tetapi berselang beberapa hari sebelum hari H, jadwal tersebut diundur. Panitia festival pun tidak bisa berbuat banyak. Terpaksa sejumlah kegiatan yang sudah dirancang tetap terlaksana dalam bentuk pra-acara karena tidak serta-merta bisa dihentikan.

Diundurnya jadwal festival diperparah lagi oleh mundurnya Manajer DTW Jatiluwih, Nengah Sutirtayasa, yang mengaku saat ini ingin fokus pada bisnis yang digelutinya sejak lama. ”Setelah pre-event festival, saya sudah mundur dari manajer DTW karena kesibukan bisnis dan keluarga.  Sekarang sudah ada pelaksana tugas sebagai pengganti,” papar Sutirtayasa saat dimintai konfirmasinya, Jumat (30/6).

Dihubungi di tempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Tabanan A.A. Ngurah Agung Satria Tenaya, S.Sos., M.Si., membenarkan perihal diundurnya jadwal Festival Jatiluwih. Dikatakannya, alasan mengundurkan kegiatan festival salah satunya karena padatnya kegiatan serupa pada bulan Juni yang digelar oleh sejumlah DTW dan perayaan Bulan Bung Karno.

Bercermin dari hal tersebut, Festival Jatiluwih rencananya dijadwalkan kembali pada Juli sekaligus ditetapkan sebagai agenda tahunan, sehingga ada kalender event setiap bulannya. ”Nantinya semua kegiatan festival tidak numpuk hanya di bulan Juni, sedangkan bulan berikutnya kosong. Oleh sebab itu kami rancang ada kalender event setiap bulannya,” kilahnya. *man