SME Naik Kelas, Pemulihan Ekonomi Bali Terus Berlanjut

146
NAIK KELAS - Momentum pemulihan ekonomi Bali terus berlanjut denga meningkatnya optimisme SME naik kelas.

Denpasar (bisnisbali.com) – Momentum pemulihan ekonomi Bali terus berlanjut. Small medium enterprise (SME) di Pulau Dewata pun optimis akan mampu naik kelas dan bersaing dengan pasar nasional maupun global melalui digitalisasi.

Optismisme SME atau Usaha Kecil Menengah (UKM) Bali naik kelas dengan melihat pemulihan ekonomi Bali yang kian tumbuh. Kepala Tim Kelompok Perumusan KEKDA Wilayah dan Provinsi, Kantor Perwakilan BI Bali, Rahmad Hadi Nugroho di Denpasar menyebutkan pada triwulan I 2023, pertumbuhan ekonomi Bali tumbuh sebesar 6,04 persen (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,61 persen (yoy). Realisasi pertumbuhan ekonomi Bali didukung oleh terjaganya aktivitas pariwisata dan rendahnya basis perekonomian Bali pada triwulan I 2022 (low base effect).

Diterangkan secara ranking nasional, Bali naik ke posisi 22 sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2022, setelah sebelumnya menempati posisi terakhir pada 2021. Peningkatan kinerja lapangan usaha ditopang oleh meningkatnya mobilitas dan aktivitas pariwisata.

Perbaikan kinerja pariwisata Bali pada triwulan I 2023 didorong oleh dampak penyelenggaraan berbagai event internasional dan MICE di Bali, serta penambahan maskapai domestik dan international direct flight di tengah momentum pelonggaran mobilitas masyarakat melalui pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Dari sisi lapangan usaha (% yoy) menunjukkan, akmamin  memiliki pangsa 19,22  persen. Itu dari tingkat hunian hotel dan penjualan restoran tumbuh tinggi seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan yang cukup signifikan akibat penambahan rute direct flight domestik dan internasional.

Pertanian dengan pangsa 13,72  persen. Kontraksi LU pertanian terutama disebabkan penurunan produksi pada beberapa komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan sejalan dengan curah hujan dan gelombang laut yang tinggi. Kemudian kontruksi dengan pangsa 10,05  persen). Kontraksi LU Konstruksi seiring dengan telah selesainya pembangunan bebeerapa proyek infrastruktur prioritas nasional.

Perdagangan dengan pangsa 9,03  persen. LU perdagangan tumbuh melambat seiring dengan seiring dengan telah berlalunya periode Nataru serta relatif berkurangnya pelaksanaan event strategis dan MICE pada triwulan I 2023. Selanjutnya transportasi pangsa 9,81  persen. LU transportasi tumbuh melambat seiring dengan normalisasi aktivitas wisman dan wisnus pasca HBKN Nataru.

Dari sisi pengeluaran, berlanjutnya pemulihan ekonomi terutama bersumber dari terjaganya konsumsi RT seiring peningkatan daya beli masyarakat di tengah pemulihan aktivitas pariwisata. Pertumbuhan juga didorong oleh kenaikan yang signifikan pada impor sejalan dengan peningkatan jumlah penerbangan berangkat dan datang ke Bali yang cukup signfikan.

Sementara dari sisi pengeluaran (YoY), konsumsi RT pangsa 56,03  persen. Tumbuh positif seiring meningkatnya optimisme atas kondisi ekonomi dan indeks penghasilan masyarakat di tengah bertambahnya lapangan kerja. Begitupula investasi pangsa 27,64  persen. Terkontraksi seiring dengan telah selesainya beberapa proyek prioritas nasional. Konsumen pemerintah pangsa 6,43 persen. Tumbuh positif seiring dengan peningkatan realisasi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja bansos yang bersumber dari APBD dan APBN.

Begitujuga ekspor pangsa 31,43 persen. Tumbuh melambat seiring dengan normalisasi aktivitas wisman dan wisnus pasca HBKN Nataru. Impor pangsa 5,11 persen, tumbuh meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah keberangkatan penumpang (outbond) dan kedatangan pesawat internasional (kargo).

Rahmad pun mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Bali dalam kisaran 4,50 persen sampai 5,30 persen pada 2023. Pertumbuhan ekonomi Bali di 2023 diproyeksikan mengalami penurunan moderat yang didukung oleh pengaruh base effect telah membaiknya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022, serta tertahannya tendensi perputaran ekonomi global akibat risiko resesi global dan konflik geopolitik yang berpotensi menahan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara.

“Meskipun demikian, kinerja perekonomian Bali 2023 diprakirakan ditopang oleh penyelenggaraan event berskala nasional maupun internasional secara offline, pengembangan visa second home untuk meningkatkan length of stay wisatawan, serta masih berlanjutnya sejumlah insentif fiskal pemerintah juga berpotensi mendorong aktivitas konsumsi masyarakat Bali,” ucapnya. *dik