Indeks Harga Properti Komersial di Denpasar Menurun

265
Trisno Nugroho

Denpasar (bisnisbali.com) – Bank Indonesia (BI) mengakui secara berkala melakukan mengumpulkan data dan informasi mengenai perkembangan properti komersial. Itu bertujuan untuk mendapatkan informasi dini mengenai indikasi perkembangan properti komersial secara triwulanan.

“Termasuk sebagai salah satu pembentuk indeks komposit harga aset guna mendukung pelaksanaan tugas BI dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,” kata Kepala Perwakilan BI Bali, Trisno Nugroho di Denpasar, Senin (19/6).

Menurutnya, pelaksanaan survei Perkembangan Properti Komersial (PPKOM) di Indonesia dilaksanakan di 11 kota besar salah satunya di Kota Denpasar. Disebutkan pada triwulan 1/2023, kondisi indeks harga properti komersial di Kota Denpasar mengalami peningkatan yaitu sebesar 99,17dibandingkan dengan triwulan 1/ 2022 yaitu sebesar 64,64. “Namun menurun jika dibandingkan triwulan 4/ 2022 yaitu 110,68,” jelasnya.

Trisno menerangkan, menurunnya indeks harga properti komersial di Denpasar pada triwulan 1/2023 di pengaruhi menurunnya indeks harga sewa pada perkantoran yang menurun sebesar 94,29 (triwulan 1/2023) dibandingkan triwulan 4/2022 sebesar 103,3.

“Selain itu juga terdapat penurunan indeks pada sewa apartemen menjadi 64,46 (triwulan 1/ 2023) dibandingkan triwulan 4/2022 sebesar 65,99 dan penurunan indeks hotel menjadi 102,28 (triwulan 1/2023) dibandingkan triwulan 4/2022 sebesar 115,10,” ucapnya.

Sementara itu secara nasional, Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan bahwa perkembangan harga properti residensial di pasar primer pada triwulan I 2023 meningkat terbatas. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I 2023 tercatat sebesar 1,79 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan 2,00 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Dari sisi penjualan, hasil survei mengindikasikan penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan I 2023 mengalami penurunan. Penjualan properti residensial terkontraksi sebesar 8,26 persen (yoy) pada triwulan I 2023, lebih rendah dari penjualan triwulan sebelumnya yang tumbuh positif sebesar 4,54 persen (yoy).

Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan nonperbankan masih menjadi sumber pembiayaan utama untuk pembangunan properti residensial. Pada triwulan I 2023, sebesar 73,31 persen dari total kebutuhan modal pembangunan proyek perumahan berasal dari dana internal. Sementara itu dari sisi konsumen, fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam pembelian properti residensial dengan pangsa sebesar 74,83 persen dari total pembiayaan. *dik