Tabanan (bisnisbali.com) – Festival Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih yang dijadwalkan berlangsung pada 16-18 Juni resmi diundur. Meski begitu, sejumlah kegiatan yang dirancang sebelumnya masih tetap digelar dengan konsep pra-event.
Manajer DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa, Kamis (15/6), mengungkapkan perubahan Festival DTW Jatiluwih diundur pelaksanaannya menjadi 1-2 Juli mendatang. Namun, sejumlah kegiatan yang sudah dijadwalkan sebelumnya tetap digelar, seperti hiburan band lokal dan panen raya beras merah yang memang bertepatan dengan rancangan waktu penyelenggaraan festival sebelumnya. “Rancangan kegiatan awal pada 16-18 Juni tetap berjalan, tetapi konsepnya lebih ke pra-event, bukan festival utama,” tuturnya.
Saat festival pada 1-2 Juli, semua kegiatan khususnya yang berkaitan dengan kesenian dan budaya tetap sesuai rancangan sebelumnya. Selain itu ditambah penayangan dokumentasi kegiatan panen raya yang dilakukan pada kegiatan pra-event.
Sutirtayasa menjelaskan, persiapan Festival Jatiluwih terus dilakukan di lokasi. Patung anyaman berbahan bambu setinggi 5 meter yang menggambarkan sosok Dewa Sedana dan Dewi Sri sebagai daya tarik wisata sudah dipasang di titik pusat DTW Jatiluwih. “Kedua patung ini menjadi ikon di DTW Jatiluwih sebagai penghasil padi beras merah,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dispar Kabupaten Tabanan A.A. Ngurah Agung Satria Tenaya, S.Sos., M.Si., membenarkan prihal diundurnya jadwal Festival Jatiluwih. Menurutnya, kegiatan festival diundur karena padatnya kegiatan serupa pada Juni ini di sejumlah DTW dan perayaan Bulan Bung Karno.
Bercermin dari hal tersebut, penjadwalan Festival Jatiluwih pada Juli mendatang akan ditetapkan sebagai agenda tahunan, sehingga ada kalender event setiap bulannya. ”Nantinya festival tidak numpuk hanya pada bulan Juni, sedangkan bulan berikutnya kosong. Oleh sebab itu kami rancang ada kalender event setiap bulannya,” kilahnya. *man