I Putu Pande Yogantara, Banting Stir Saat Pandemi, Kini Jadi Keterusan

SAAT pandemi Covid-19, banyak warga yang beralih ke bisnis atau membelokkan bisnisnya akibat guncangan ekonomi yang terjadi saat itu.

210
TUNJUKKAN MADU - Pande Yogantara menunjukkan beberapa madu yang dia jual.

SAAT pandemi Covid-19, banyak warga yang beralih ke bisnis atau membelokkan bisnisnya akibat guncangan ekonomi yang terjadi saat itu. Tidak sedikit yang bertahan dalam bisnis seiring mulai terbukanya kembali lapangan pekerjaan. Namun ada juga yang terus berkembang dalam bisnis yang dijalani tersebut, seperti yang dilakoni pria yang bernama I Putu Pande Yogantara (29) ini. Dia menekuni usaha madu kemasan yang hingga kini terus berjalan.

Saat ditemui di suatu pameran di Renon, Denpasar,  pria asli Klungkung, ini mengaku memulai berbisnis madu kemasan sejak pandemi. Dia yang juga punya toko sepatu ini mengaku banting stir jenis usaha dikarenakan menurunnya minat masyarakat dengan produk fashion saat itu.

“Awalnya coba-coba, karena jualan sepatu sepi. Ternyata jadi keterusan sampai saat ini,” ujar Pande Yogantara, sambil menambahkan bahwa toko sepatu pun masih tetap berjalan.

Untuk memperoleh madu,  Yoga panggilan akrabnya, mengaku beternak lebah dan trigona sendiri. Bermodalkan kecanggihan teknologi yang dilihat di Youtube, Yoga belajar secara otodidak.  “Kadang nanya-nanya juga sama yang lain,” terangnya.

Demikian pula mengenai penjualan, Yoga mengaku memanfaatkan media online serta sering mengikuti pameran. Tidak hanya lokal, pelanggannya pun berkembang ke tingkat nasional, termasuk menyasar wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Bali. Paling jauh, Yoga mengaku pengirimannya sampai di Jakarta.

Untuk jenis madu, dia memiliki dua jenis yaitu madu manis dari lebah dan madu asam dari trigona. Harga yang ditawarkan yaitu mulai Rp50 ribui hingga Rp250 ribu per botol untuk madu asam dan Rp50 ribu hingga Rp120 ribu per botol untuk madu manis.

Madu manis, menurut Yoga, lebih digemari oleh wisman yang datang ke Bali. Biasanya madu manis ini untuk menemani sarapan wisatawan. Sedangkan madu asam, lebih banyak dicari oleh warga lokal. *wid