Senin, Desember 23, 2024
BerandaBaliPatung Anyaman Bambu Setinggi 5 Meter Akan Jadi Daya Tarik di Festival...

Patung Anyaman Bambu Setinggi 5 Meter Akan Jadi Daya Tarik di Festival Jatiluwih

Patung Dewa Sedana dan Dewi Sri setinggi 5 meter berbahan anyaman bambu akan menjadi daya tarik festival IV yang digelar Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, pada 16-18 Juni mendatang.

Tabanan (bisnisbali.com) –Patung Dewa Sedana dan Dewi Sri setinggi 5 meter berbahan anyaman bambu akan menjadi daya tarik festival IV yang digelar Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, pada 16-18 Juni mendatang. Patung tersebut akan ditempatkan di tengah objek wisata atau center point DTW yang menonjolkan keindahan terasering sawah ini.

Manajer DTW Jatiluwih I Nengah Sutirtayasa, Minggu (4/6), mengungkapkan ‘’Jatiluwih Festival IV’’ ini akan menampilkan sejumlah pementasan seni dan budaya hingga pameran UMKM dari masyarakat lokal. Guna menambah daya tarik bagi pengunjung festival, juga akan disemarakan dengan penempatan dua patung berbahan dari bambu setinggi 5 meter di center point DTW Jatiluwih.

Rencananya pemasangan patung di lokasi kegiatan itu dilakukan pada Kamis (8/6) mendatang. Saat ini patung tersebut sedangkan dikerjakan oleh seniman dari Gianyar. Bali. “Saat ini di lokasi penempatan patung, kami sudah pasang rangka dari besi sebagai pondasi. Tinggal nanti setelah patung selesai dianyam, lanjut dilakukan pemasangan,” tutur Sutirtayasa.

Patung Dewa Sedana dan Dewi Sri ini dibuat sesuai dengan tema festival yang mengangkat Sri Sedana Kerthi sesuai dengan ikon dan filosofi di Desa Jatiluwih. Patung  tersebut ditempatkan di center point kawasan DTW Jatiluwih, karena di lokasi itu banyak dikunjungi atau dilewati oleh wisatawan yang menikmati keindahan Jatiluwih.

Sedangkan untuk pementasan seni dan budaya, di ajang festival nanti salah satunya berupa tebuk lesung yang merupakan ikon pertanian di Jatiluwih. Tebuk lesung ini adalah cara tradisional masyarakat Bali, khususnya Desa Jatiluwih, dalam mengolah beras menjadi tepung untuk dijadikan sejumlah bahan makanan.

“Festival selama tiga hari ini juga turut dimeriahkan sejumlah hiburan band lokal, UMKM, dan hiburan lainnya,” ungkap Sutirtayasa.

Dia berharap di tengah menggeliatnya jumlah kunjungan wisatawan, festival ini mampu semakin meningkatkan kunjungan. Saat ini per hari rata-rata jumlah kunjungan wisatawan ke DTW Jatiluwih mencapai 800-an. Hal ini mengalami penambahan pada akhir pekan, baik kunjungan wisatawan domestik (wisdom) maupun wisatawan mancanegara (wisman) yang dominan berasal dari Eropa. Khusus untuk wisman berasal dari Italia, Prancis, Jerman, dan beberapa dari Rusia.  *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer