Denpasar (bisnisbali.com) – Pertumbuhan ekonomi Bali kian positif, utamanya didorong oleh kembali pulihnya pariwisata. Berdasarkan data, sampai Maret 2023 lalu kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali telah mencapai 1,03 juta orang dan wisatawan nusantara (wisnus) berjumlah 2,01 juta.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Senin (5/6), menyampaikan pencapaian itu meningkat signifikan dibandingkan kondisi pada Maret 2023 yang mana kunjungan wisman hanya 15.933 orang dan wisnus 1,46 juta.
Menurutnya, dari sisi perkembangan inflasi, Provinsi Bali memiliki inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang terjaga dan terus melandai. Hal ini merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan. BI bekerja sama dengan pemda dan otoritas terkait terus menjaga kestabilan harga komoditas barang dan jasa di Bali.
Ia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Bali pada 2022 mampu tumbuh positif mencapai 4,84 persen (yoy), jauh meningkat dibandingkan 2021 sebesar -2,47 persen (yoy). Kinerja positif ini terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2023 tumbuh sebesar 6,04 persen (yoy). Sementara inflasi Provinsi Bali secara tahunan masih sedikit di atas level nasional dengan tingkat inflasi mencapai 4,45 persen (yoy) pada April 2023. Tingkat inflasi nasional sebesar 4,43 persen (yoy). Tingkat inflasi di Bali cenderung menurun dibandingkan beberapa bulan terakhir.
“Capaian positif kinerja perekonomian Bali turut didorong juga oleh adaptasi tatanan kehidupan era baru yang tidak terlepas dari peran digitalisasi. Pergeseran preferensi ke arah digital semakin menguat di masa pandemi,” terang Trisno Nugroho.
Sebagaimana diketahui, struktur dan fundamental perekonomian di Bali selama ini didominasi oleh sektor pariwisata sehingga sangat rentan terhadap guncangan eksternal, seperti pandemi Covid-19. Oleh karena itu perlu inovasi untuk menggali potensi pertumbuhan ekonomi lainnya di antaranya melalui pengembangan sektor ekonomi kreatif dan digital.
Trisno Nugroho menambahkan, digitalisasi memegang peranan penting dalam memulihkan dan mendorong pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan. Digitalisasi mampu menjadi akserelator guna meningkatkan inklusi keuangan termasuk bagi UMKM. Tersedianya akses dan layanan keuangan yang mudah dijangkau oleh UMKM menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan UMKM terhadap guncangan ekonomi. *dik