Enam Kelompok Pengeluaran Picu Inflasi Bali Sentuh 0,34 Persen

Indeks harga konsumen (IHK) gabungan Kota Denpasar dan Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi menyentuh 0,34 persen pada Mei 2023. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan IHK dari 114,20 pada April menjadi 114,59 pada Mei. Sementara tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) pada Mei 2023 sebesar 1,18 persen.

175
CABAI - Cabai merupakan salah satu komoditas yang dapat menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif.

Denpasar (bisnisbali.com) – Indeks harga konsumen (IHK) gabungan Kota Denpasar dan Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi menyentuh 0,34 persen pada Mei 2023. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan IHK dari 114,20 pada April menjadi 114,59 pada Mei. Sementara tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) pada Mei 2023 sebesar 1,18 persen.

“Sementara tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2023 terhadap Mei 2022 atau year on year (YoY) tercatat setinggi 4,07 persen,” kata Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Bali I Made Agus Adnyana secara virtual di Denpasar, Senin (5/6).

Menurutnya, inflasi terjadi karena kenaikan harga barang/jasa konsumsi masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya IHK pada enam kelompok pengeluaran. Pertama, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga setinggi 1,71 persen. Kedua, kelompok makanan, minuman dan tembakau setinggi 1,32 persen. Ketiga, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya setinggi 0,23 persen.

Selanjutnya kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran setinggi 0,09 persen. Kelima, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga setinggi 0,03 persen. Terakhir atau keenam, kelompok kesehatan setinggi 0,02 persen.

Sebaliknya, tiga kelompok tercatat deflasi, yaitu kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sedalam 1,03 persen, kelompok transportasi sedalam 1,01 persen serta kelompok pakaian dan alas kaki sedalam 0,2 persen.

Agus Adnyana memaparkan, komoditas yang tercatat mengalami kenaikan harga atau memberikan sumbangan inflasi pada Mei 2023 antara lain daging ayam ras, canang sari, air kemasan, daging babi, bawang merah, telur ayam ras, rokok kretek filter, sawi hijau, pasta gigi dan tongkol diawetkan.

Sementara komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, di antaranya angkutan udara, cabai rawit, angkutan antarkota, baju anak stelan, cabai merah, mainan anak, buah naga, jeruk, brokoli dan emas perhiasan.

BPS Bali mencatat dari 90 kota IHK, 77 kota mengalami inflasi dan 13 kota menghadapi deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Tanjung Pandan (Bangka Belitung), sebesar 1,28 persen. Sementara inflasi terendah tercatat di Kota Pangkal Pinang (Kepulauan Riau), Kota Tangerang (Banten) dan Kota Mamuju (Sulawesi Barat) masing-masing 0,01 persen.

Deflasi terdalam tercatat di Kota Kupang (Nusa Tenggara Timur) 0,79 persen, sedangkan deflasi terdangkal terjadi di Kota Bima (Nusa Tenggara Barat) dan Kota Waingapu (Nusa Tenggara Timur) masing-masing sebesar 0,03 persen.

“Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, Kota Denpasar menempati peringkat ke-25 dan Kota Singaraja menduduki urutan ke-20 dari 77 kota yang mengalami inflasi,” jelas Agus Adnyana. *dik