Rabu, Oktober 30, 2024
BerandaBaliMenikmati ’’Seafood’’ di Kapal, Nuansa Baru bagi Pengunjung

Menikmati ’’Seafood’’ di Kapal, Nuansa Baru bagi Pengunjung

KAWASAN Serangan, Kota Denpasar, terkenal dengan kuliner seafood. Banyak warung makan menyajikan menu makanan laut berupa ikan segar yang membuat kawasan ini selalu ramai terlebih pada akhir pekan.

KAWASAN Serangan, Kota Denpasar, terkenal dengan kuliner seafood. Banyak warung makan menyajikan menu makanan laut berupa ikan segar yang membuat kawasan ini selalu ramai terlebih pada akhir pekan.

Beragam inovasi pun diciptakan pedagang kuliner sekitar untuk menarik pelanggan. Salah satunya menikmati sajian seafood di kapal yang memberikan kesan berbeda. Ini dilakukan Warung Pondok Bawang yang dimiliki Made Sukarya.

Sukarya membuat konsep makan di kapal karena keterbatasan tempat yang digunakan untuk menjamu pelanggan. Ia mulanya membuka warung makan di rumahnya sendiri. “Karena ramai, saya mulai berpikir. Saya punya kapal yang tidak terpakai, lalu saya manfaatkan. Lahan di sini kan utamanya mangrove dengan air laut pasang surut. Makanya bisa saya bawa kapal ke sini tanpa merusak lingkungan. Saya pakai alur nelayan,” jelasnya saat ditemui, Selasa (23/5).

Pria yang kecil di Serangan ini mencoba menggali potensi yang ada di hutan mangrove dengan mengembangkan konsep kuliner di kapal. Ia juga memberdayakan nelayan untuk memperoleh ikan dan masyarakat lokal sebagai karyawan. Pemasaran warung makan digencarkan di media sosial seperti Facebook dan Instagram hingga berkembang seperti saat ini.

“Di warung ini saya mengutamakan pelayanan dan cita rasa masakan lokal Serangan yang saya angkat agar bisa dicicipi internasional. Seperti bumbu rajang, turis rata-rata tidak bisa menikmati. Melalui sedikit teknik yang saya punya, itu saya kemas supaya turis bisa menikmati sambal matah, bumbu rajang dan bumbu bakar. Bumbu Bali-lah istilahnya,” paparnya.

Kapal yang digunakannya merupakan kapal untuk bisnis water sport. Awalnya kapal itu dipakai sebagai tempat tunggu sebelum aktivitas olahraga air dimulai, seperti snorkeling, seawalker dan diving. Kapasitasnya hingga 200 orang, tetapi untuk kebutuhan tempat makan hanya difungsikan 50 persen. “Meja kursi cukup untuk 80 orang atas dan bawah. Saya pakai warung karena sewaktu Covid-19, pariwisata hampir tidak bisa bergerak. Bisnis water sport tergantung volume,” terangnya.

Ia belum tahu apakah kapal itu akan kembali digunakan untuk bisnis olahraga air atau tidak nantinya. Sebab, usaha ini membutuhkan biaya sangat besar jika memulai kembali. Kalau perkembangan pariwisata tidak signifikan, bisnis water sport akan mubazir.

Warung Pondok Bawang lebih dikenalkan kepada masyarakat lokal. Promosinya difokuskan untuk masyarakat Bali. Harga kuliner ditawarkan mulai Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per porsi. Menu andalannya meliputi kerang bakar bumbu Serangan dan bumbu Bali, sup ikan bumbu rajang dan sumi suna cekuh khas Bali. ‘’Ciri khasnya aroma, terutama yang (orang asli) Denpasar tahu betul. Itu yang saya angkat di sini,” ungkapnya.

Disinggung terkait pasang surut air laut, Sukarya menyebut hingga saat ini masih aman-aman saja. Jika pasang, air bisa setinggi tiga meter. Oleh karena mengandung lumpur, tidak ada karang di bawah kapal sehingga tidak merusak habitat laut. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer