Denpasar (bisnisbali.com)-Harga daging ayam di pasaran masih tinggi yang mencapai Rp42.000 per kilogram. Kondisi ini dikarenakan kelangkaan pasokan akibat banyak peternak yang tak berproduksi. Selain itu, pasokan dari pulau Jawa juga diduga minim.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Bali terpilih I Wayan Eka Murka saat diwawancarai, Selasa (23/5) kemarin mengatakan, kerugian yang dialami para peternak ayam dari Januari lalu membuat tak sedikit yang memilih berhenti. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Selain kerugian, tinggi harga pakan dan day old chicken (doc) juga menjadi penyebab peternak memilih untuk mundur saat ini.
Tak hanya peternak mandiri, ia mengatakan, peternak mitra mandiri juga banyak yang mengurangi produksi bahkan tidak berproduksi. Ini membuat kelangkaan ayam di peternak karena populasi ayam menurun. “Karena kalau HPP (harga proses produksi) tinggi peternak ragu untuk melakukan check in (mulai beternak),” ungkapnya sembari mengatakan HPP saat ini mencapai Rp24.000 per kilogram.
Saat ini diakuinya harga ayam di tingkat peternak memang tinggi yakni Rp25.000 per kilogram berat hidup. Normalnya harga ayam Rp22.500 per kilogram berat hidup. “Di Jawa juga tinggi yaitu Rp24.000 per kilogram (berat hidup), sehingga tidak banyak masuk ke Bali” katanya.
Namun dia menyesali harga daging di pasaran jauh tinggi. Seharusnya masih bisa dijual di bawah Rp40.000 per kilogram. “Biasanya kalau ayam dari Jawa ditambah selisih lagi Rp9.000 per kilogram untuk menghitung harga daging. Ini di pasar terlalu tinggi,” terangnya.
Dia memprediksi tingginya harga ini akan berlangsung sampe Juni mendatang. Seiring dengan melandainya harga doc akan memperngaruhi harga ayam. Namun untuk harga pakan masih sangat sulit untuk dikendalikan. Saat ini harga doc dikatakannya mencapai Rp8.000 per ekor. Sedangkan saat normal harga doc mencapai Rp3.000 per ekor.
Sementara itu, salah seorang pedagang daging ayam potong di kawasan Ubung, Ibu Ayu mengatakan, harga ayam Rp42.000 per kilogram. Ia pun mengakui saat ini tidak ada ayam dengan beray besar. “Kecil- kecil semua ayamnya,” ungkap Ayu. *wid