Gianyar (bisnisbali.com)-Penyaluran kredit di Bank Perekonomian Rakyat (BPR) jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Ekonomi Bali yang tumbuh postif yaitu mencapai 6,04 persen (yoy) pada triwulan I 2023 memberi peluang kepada BPR untuk menggenjot penyaluran kredit.
Ketua DPD Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo) Bali I Ketut Komplit ditemui di Batubulan, Gianyar, Senin (8/5) mengatakan, penyaluran kredit di BPR mencapai Rp12,3 triliun atau tumbuh 3,2 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu jumlah DPK yang dihimpun BPR mencapai Rp14,5 triliun tumbuh 7,6 persen.
Pertumbahan ekonomi Bali yang mulai positif, kata Ketut Komplit menandakan di eksternal BPR ada peluang. Selanjutnya peluang tersebut tentu bisa digarap oleh masing masing BPR. “Tinggal yang ditingkatkan itu di internal bagaimana mengembangkan SDM yang adaptif, sehingga kita mampu mencari trobosan baru khusunya terhadap sektor sektor yang masih produtif dan menghasilkan,” ujarnya.
Menurutnya, sektor yang masih sangat berpeluang bagi BPR yakni perdagangan. Berikutnya ada pariwisata. Namun, dia menekankan pariwisata mudah tergoyahkan oleh isu, seperti pada pandemi Covid-19 lalu menimbulkan persoalan hingga terkontraksinya ekonomi Bali. Untuk itu, ia menyarakan agar BPR melakukan trobosan baru melalui bekerjasama dengan berbagai pihak, semisal asuransi penjamin khususnya untuk kredit.
Selain SDM yang adaptif, Ketut Komplit juga mendorong pengembangan digitalisasi di masing-masing BPR. Semisal memanfaatkam sistem peer to peer (P2P) landing. Trobosan baru ini menurutnya akan membantu BPR dalam hal pemasaran yang tidak lagi menggunakan metode konvensional. “Kita harus mulai kepada era digitalisasi karena itu adalah tuntutan dari keperluan bisnis,” imbuhnya. *wid