Program Digitalisasi Sukses Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Bali

Bank Indonesia selain memastikan ketersediaan rupiah, bank sentral juga mendorong transformasi digital khususnya dalam hal sistem pembayaran. Ini dalam upaya mendukung momentum pemulihan ekonomi Bali.

139
TRANSFORMASI DIGITAL - Bank sentral mendorong transformasi digital khususnya dalam hal sistem pembayaran.

Denpasar (bisnisbali.com) – Bank Indonesia selain memastikan ketersediaan rupiah, bank sentral juga mendorong transformasi digital khususnya dalam hal sistem pembayaran. Ini dalam upaya mendukung momentum pemulihan ekonomi Bali.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Trisno Nugroho di Denpasar menerangkan transformasi digital merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan di era saat ini. Transaksi digital sebuah keniscayaan, transaksional masa depan kelak tidak lagi menggunakan uang, tapi dilakukan secara digital. Selama pandemi preferensi seseorang dalam melakukan transaksi menjadi berkembang ke arah digital, misalnya saja dengan pembayaran digital melalui QR dan perbankan digital.

Secara umum, indikator sistem pembayaran di Bali pada Januari – Februari 2023 melambat sejalan dengan meredanya pola siklikal libur Nataru yang mendatangkan banyak wisatawan ke wilayah Bali. Pengembangan digitalisasi ekonomi di Provinsi Bali juga ditandai dengan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat sehari-hari melalui transaksi pembayaran digital berbasis QRIS di mana persentase jumlah pengguna QRIS di Bali sangat tinggi.

Hingga Februari 2023, jumlah merchant QRIS di Bali tercatat sebanyak 620 ribu, dengan total pengguna sebanyak 657 ribu pengguna. Pada kesempatan tersebut, dia juga menyinggung uang kartal yang dikeluarkan BI pada Idul Fitri kali ini jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya. Tahun lalu mencapai Rp 2,8 triliun, tetapi tahun ini hanya Rp2,3 triliun. Itu karena momen Hari Raya Nyepi perbankan sudah mengambil terlebih dahulu yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, sehingga pada Idul Fitri, bank mengambil sesuai kebutuhannya.

Selain itu karena kebutuhan masyarakat menurun, karena program digitalisasi yang sukses. Saat ini masyarakat banyak menggunakan transaksi secara digital melalui QRIS dan fasilitas lainnya. “Karena itu, kebutuhan uang kartal tentu saja bisa ditekan,” tegasnya.

Itu terlihat di mana aliran kas pada triwulan I/2023 tercatat net inflow sejalan dengan pola historis menurunnya transaksi digital setelah libur Nataru, serta telah telah selesainya KTT G20.  “Dalam upaya menjaga ketersediaan uang rupiah di masyarakat menjelang HBKN Idul Fitri, Bank Indonesia telah melakukan kegiatan kas keliling ke titik-titik strategis di Bali dan bekerja sama dengan perbankan dalam layanan penukaran,” ujarnya.

Secara umum, indikator sistem pembayaran di Bali pada Januari – Februari 2023 melambat sejalan dengan meredanya pola siklikal libur Nataru yang mendatangkan banyak wisatawan ke wilayah Bali.

BI Bali berupaya memenuhi kebutuhan uang tunai dalam jumlah yang cukup di wilayah Terpencil, Terdepan dan Terluar (3T). Trisno menyebutkan seiring meningkatnya jumlah permintaan uang untuk perekonomian, Bank Indonesia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam melakukan transaksi agar terhindar dari kejahatan pemalsuan uang. Bank Indonesia terus bekerja sama dengan perbankan untuk melakukan edukasi agar masyarakat mampu mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah dengan cara Dilhat, Diraba dan Diterawang (3D) serta merawat uang rupiah agar tidak rusak dengan Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas dan Jangan Dibasahi (5J).

“Edukasi ini juga dimaksudkan untuk mengajak masyarakat agar berperilaku belanja bijak sesuai kebutuhan guna mendorong kesadaran masyarakat untuk semakin Cinta, Bangga dan Paham Rupiah,” jelas Trisno. *dik