Tabanan (bisnisbali.com)–Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) tengah melakukan kajian di Pasar Candikuning, Kecamatan Baturiti. Itu dilaksanakan menyusul sepinya pengujung pasar yang berpengaruh pada pendapatan. Penghasilan pasar tersebut sangat jauh dari harapan sebagai salah satu penyumbang pendapatan daerah.
Kepala Disperindag Tabanan Ni Made Murjani, Rabu (3/5), mengungkapkan kajian dilakukan untuk mencari solusi agar potensi pendapatan daerah di Pasar Candikuning bisa kembali optimal. Kajian masih berproses hingga saat ini.
“Februari 2023 lalu kami sempat meninjau langsung ke lokasi. Kami melakukan pendataan berapa kios atau los yang beroperasi dan berapa yang tutup. Ini sejalan dengan arahan Bapak Bupati Tabanan agar OPD terkait melaksanakan kajian tentang hal itu,” tuturnya.
Saat itu terdata pedagang di Pasar Candikuning berjumlah 168 orang dengan rincian kios atau toko sebanyak 116 unit dan los 52 unit. Dari jumlah tersebut beberapa pedagang tutup karena sepi pembeli pascadiberlakukannya jalur satu arah di kawasan ini akibat adanya jalan pintas (shortcut) Denpasar-Singaraja. Banyak pula pedagang yang masih tetap berjualan, meski pembelinya tidak seramai dahulu.
Murjani menjelaskan, sepinya pembeli yang dibarengi dengan tutupnya sejumlah pedagang di Pasar Candikuning, berpengaruh pada pencapaian pendapatan retribusi pasar. Itu tercermin dari pendapatan retribusi di Pasar Candikuning yang hanya mencapai Rp4.305.913 pada 2022 lalu. Padahal target pendapatan retribusi pasar tradisional yang berada di bawah kewenangan Disperindag Tabanan sebesar Rp6,4 miliar.
Berbeda dengan kondisi Pasar Candikuning, pencapaian pendapatan retribusi sejumlah pasar tradisional lainnya di Kabupaten Tabanan sudah mulai menggeliat. Hal itu lantaran masyarakat sudah beraktivitas normal saat ini menyusul melandainya kasus Covid-19. *man