Tabanan (bisnisbali.com)-Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Tabanan melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan memasifkan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) serta menyalurkan disinfektan kepada peternak di masing-masing desa setelah merebaknya kembali kasus Meningitis Streptococcus Suis (MSS) di Bali. Sementara itu, kasus suspect meningitis masih nihil di daerah lumbung pangan sampai saat ini.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Tabanan drh. Gde Eka Parta Ariana mengungkapkan, pihaknya memasifkan kembali sosialisasi dan edukasi ke peternak untuk memperketat penerapan biosecurity dalam upaya mencegah berkembangnya bakteri Streptococcus pada ternak babi sebagai penyebab munculnya kasus suspect meningitis. Bakteri Streptococcus memang selalu ada di kandang, namun bisa dicegah agar tidak berkembang dengan cara menjaga kebersihan kandang melalui biosecurity.
‘’Bakteri Streptococcus bisa terjangkit ke manusia sebagai suspect meningitis sangat dipengaruhi oleh ada atau banyak tidaknya kandungan bakteri tersebut dan tentu cara pengolahan ketika daging tersebut akan dikonsumsi,” tuturnya, Senin (1/5).
Terkait penerapan biosecurity, pihaknya sudah menyalurkan disinfektan bantuan dari Pemerintah Provinsi Bali ke 133 desa yang ada di Kabupaten Tabanan. Disinfektan tersebut dialokasikan sebanyak 20 liter per desa yang disalurkan melalui UPTD untuk kemudian dilanjutkan ke para peternak.
Penyaluran desinfektan tidak hanya untuk upaya antisipasi meningitis pada ternak babi, namun juga sebagai upaya antisipasi bakteri lainnya pada ternak termasuk flu burung.
Di sisi lain, Eka Parta Ariana mengakui dampak merebaknya suspect meningitis di Bali sangat memengaruhi kondisi peternak babi di Tabanan saat ini. Itu tercermin dari turunnya harga babi di peternak seiring adanya ketakutan sejumlah masyarakat sehingga tidak mengonsumsi daging babi sementara waktu. “Saya belum mengecek seberapa besar penurunan harga babi di peternak. Yang jelas transaksi dan harga babi lesu, termasuk untuk permintaan dan harga bibit babi,” kilahnya.
Menurutnya, ketakutan masyarakat terhadap meningitis sehingga tidak mengonsumsi babi tidak perlu terjadi. Sebab, sepanjang olahan daging babi ketika akan dikonsumsi sudah dimasak terlebih dahulu dan terjamin kematangannya, maka meningitis bisa dicegah.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tabanan dr. I Ketut Nariana menyebutkan, hingga kini belum muncul kasus suspect meningitis di Kabupaten Tabanan. Meski begitu, ia mengimbau segenap masyarakat untuk selalu melakukan upaya antisipasi atau pencegahan. Di antaranya mengonsumsi makanan yang telah melalui proses dimasak terlebih dahulu.
“Kami bersama pihak terkait lainnya juga sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat sebagai upaya pencegahan. Mudah-mudahan di Tabanan tidak muncul kasus suspect meningitis ini,” pungkasnya. *man