Canang Sari Tahan Laju Picu Inflasi Bali

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat pada April 2023, perkembangan harga berbagai komoditas (barang dan jasa) konsumsi di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar dan Kota Singaraja secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan perkembangan harga barang dan jasa di dua kota tersebut, pada April 2023 tercatat inflasi setinggi 0,04 persen yang ditunjukkan dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,16 pada Maret 2023 menjadi 114,20 pada April 2023.

206
TAHAN LAJU INFLASI - Komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, salah satunya canang sari.

Denpasar (bisnisbali.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat pada April 2023, perkembangan harga berbagai komoditas (barang dan jasa) konsumsi di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar dan Kota Singaraja secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan perkembangan harga barang dan jasa di dua kota tersebut, pada April 2023 tercatat inflasi setinggi 0,04 persen yang ditunjukkan dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,16 pada Maret 2023 menjadi 114,20 pada April 2023.

Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si., M.M. secara daring di Denpasar, Selasa (2/5) mengatakan, bila dilihat dari tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) April 2023 sebesar 0,84 persen.  sementara dari tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2023 terhadap April 2022 atau YoY) tercatat setinggi 4,45 persen. “Inflasi terjadi karena kenaikan harga barang/jasa konsumsi masyarakat yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada enam kelompok pengeluaran,” katanya.

Enam kelompok pengeluaran tersebut yaitu transportasi setinggi 1,06 persen, disusul kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya setinggi 0,52 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya setinggi 0,32 persen, kelompok kesehatan setinggi 0,09 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga setinggi 0,04 persen dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran  setinggi 0,03 persen.

Endang menambahkan sebaliknya, empat kelompok tercatat deflasi, yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sedalam 1,48 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sedalam 0,86 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sedalam 0,03 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sedalam 0,02 persen. “Sementara itu, terdapat satu kelompok yang tercatat tidak mengalami perubahan atau stagnan, yaitu kelompok pendidikan,” ujarnya.

Ia pun menerangkan jika diurai menurut penyumbangnya, inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali disumbang oleh kelompok transportasi sebesar 0,1308 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,0364 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,0063 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,0059 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,0029 persen dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran ) sebesar 0,0028 persen.

BPS Bali pun menjabarkan komoditas yang tercatat mengalami kenaikan harga atau memberikan sumbangan inflasi pada April 2023 antara lain daging ayam ras, angkutan udara, angkutan antar kota, tomat, emas perhiasan, jeruk, beras, buah naga, telur ayam ras, dan susu bubuk. Sementara itu, komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, antara lain cabai rawit, canang sari, tongkol diawetkan, cabai merah, shampo, sepatu pria, celana pendek pria, kacang panjang, baju kaos tanpa kerah wanita, dan ikan kembung

Dari 90 kota IHK, 77 kota tercatat mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Jayapura (Papua) setinggi 1,44 persen, sementara inflasi terendah tercatat di Kota Sorong (Papua Barat) setinggi 0,01 persen. Deflasi terdalam tercatat di Kota Meulaboh (Aceh) sebesar 0,70 persen, sementara deflasi terdangkal tercatat di Kota Kotamobagu (Sulawesi Utara) dan Pekanbaru (Riau) masing-masing sebesar 0,01 persen.

“Kota Denpasar tercatat mengalami inflasi setinggi 0,04 persen, sebaliknya Kota Singaraja tercatat mengalami deflasi sedalam 0,22 persen. Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Kota Denpasar menempati urutan ke-73 dari 77 kota yang mengalami inflasi. Sedangkan Kota Singaraja menempati urutan ke-5 dari 13 kota yang mengalami deflasi,” paparnya. *dik