Produksi Beras Bali Berpotensi Naik

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menyebutkan pada Januari 2023, produksi beras diperkirakan sebanyak 22.540 ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2023 ialah sebesar 115.172 ton. “Dengan demikian, potensi produksi beras pada subround Januari−April 2023 diperkirakan mencapai 137.712 ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 671 ton (0,49 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada Januari−April 2022 yang sebesar 137.042 ton beras,” kata kepala BPS Bali, Hanif Yahya di Denpasar.

244
ALAMI KENAIKAN - Potensi produksi beras Bali pada Januari−April 2023 diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen dibandingkan produksi beras pada periode yang sama tahun lalu.

Denpasar (bisnisbali.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menyebutkan pada Januari 2023, produksi beras diperkirakan sebanyak 22.540 ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2023 ialah sebesar 115.172 ton. “Dengan demikian, potensi produksi beras pada subround Januari−April 2023 diperkirakan mencapai 137.712 ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 671 ton (0,49 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada Januari−April 2022 yang sebesar 137.042 ton beras,” kata kepala BPS Bali, Hanif Yahya di Denpasar.

Berdasarkan data BPS juga memuat jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2022 setara dengan 383.829 ton beras, atau mengalami kenaikan sebesar 34.791 ton (9,97 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 349.038 ton.

Produksi beras tertinggi pada 2022 terjadi pada bulan April, yaitu sebesar 62.823 ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 18.806 ton. BPS juga mencatat luas panen padi pada Januari 2023 mencapai 6.822 hektare, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2023 diperkirakan seluas 33.973 hektare. Dengan demikian, total luas panen padi pada subround Januari−April 2023 diperkirakan mencapai 40.795 hektare, atau mengalami kenaikan sekitar 515 hektare (1,28 persen) dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari−April 2022 yang sebesar 40.280 hektare.

Sementara untuk padi, Hanif Yahya menjelaskan, produksi padi di Provinsi Bali sepanjang Januari hingga Desember 2022 mencapai sekitar 680.602 ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 61.691 ton GKG (9,97 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 618.911 ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2022 terjadi pada bulan April, yaitu sebesar 111.398 ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu sekitar 33.347 ton GKG.

Pada Januari 2023, produksi padi diperkirakan sebesar 39.968 ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2023 mencapai 204.222 ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2023 diperkirakan mencapai 244.190 ton GKG, atau mengalami kenaikan sebesar 1.189 ton GKG (0,49 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 243.001 ton GKG.

Ia pun menjelaskan seluruh kabupaten/kota di Bali mengalami peningkatan produksi padi (GKG) pada tahun 2022 jika dibandingkan dengan tahun 2021. Kabupaten/kota dengan peningkatan produksi padi tertinggi pada tahun 2022 adalah Gianyar, Karangasem, dan Badung. Sedangkan kabupaten/ kota dengan peningkatan terendah adalah Klungkung, Bangli, dan Tabanan.

Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2022 adalah Tabanan, Gianyar, dan Badung. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Bangli, Klungkung, dan Denpasar. “Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2023, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2023 adalah Tabanan, Badung, dan Buleleng. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Klungkung, Denpasar, dan Bangli,” ungkapnya.

Potensi kenaikan produksi padi yang cukup besar pada subround Januari–April 2023 dibandingkan subround yang sama pada 2022 terjadi di Tabanan, Buleleng, dan Badung. Sementara itu, potensi penurunan produksi padi pada subround Januari–April 2023 yang cukup besar terjadi di Gianyar, Klungkung, dan Jembrana.*dik