Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliHingga Minggu Ke-2 Maret, Rata-rata Harga Pangan di Bali Meningkat

Hingga Minggu Ke-2 Maret, Rata-rata Harga Pangan di Bali Meningkat

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho di Denpasar mengatakan, kerja sama antar daerah (KAD) akan terus dilakukan untuk memastikan stok bahan pokok menjelang hari raya Nyepi dan bulan Ramadhan.

Denpasar (bisnisbali.com) -Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho di Denpasar mengatakan, kerja sama antar daerah (KAD) akan terus dilakukan untuk memastikan stok bahan pokok menjelang hari raya Nyepi dan bulan Ramadhan. “Hingga minggu ke-2 Maret 2023, rata-rata harga pada Maret 2023 di Bali menunjukkan sedikit kenaikan dibandingkan dengan Februari 2023,” katanya.

Kenaikan harga utamanya didorong oleh komoditas cabai rawit, angkutan udara, bensin, tomat, dan cabai merah. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah komoditas canang sari, beras, bawang merah, telur ayam ras, dan emas perhiasan. Berdasarkan monitoring BI Bali, pasokan berbagai komoditas seperti beras, minyak goreng, gula pasir, daging ayam, dan telur mencukupi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN), khususnya menghadapi Hari Nyepi dan Bulan Puasa.

Pasokan cabai merah dan cabai rawit mengalami sedikit penurunan karena terkendalanya panen di beberapa wilayah di Bali yang disebabkan faktor cuaca. Sedangkan pasokan bawang merah justru meningkat karena adanya pengiriman dari Bima sejalan dengan panen di daerah tersebut. “Terkait hal tersebut beberapa strategi pengendalian inflasi yang dilakukan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Bali,” katanya.

Strategi pengendalian di antaranya kerja sama antar daerah yaitu untuk mengantisipasi penurunan pasokan cabai merah dan cabai rawit, Perumda dan distributor telah mendatangkan pasokan dari Lombok dan Banyuwangi.

Kemudian TPID Bali juga telah meningkatkan kerjasama antar daerah, antara lain dengan Kabupaten Jember dan Banyuwangi untuk menambah pasokan, antara lain komoditas cabai rawit merah. Pada 14 Maret 2023 telah dilakukan penandatanganan MoU kerja sama salah satunya dalam rangka pengendalian inflasi antara Kabupaten Buleleng dan Denpasar dengan Kabupaten Banyuwangi.

Kerja sama antar daerah juga telah dilakukan antara Perumda Dharma Santhika (Tabanan) dengan Perumda Swatantra di Kab. Buleleng. KAD intra Bali lain juga terus diintensifkan, diantaranya antara Kab. Bangli dan Buleleng, Denpasar dan Buleleng, serta Tabanan dan Denpasar.

Sebelumnya, pada Kamis (16/3) lalu, Sekda Tabanan, Dr. I Gede Susila bersama Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho, melakukan penanaman bibit dan panen komoditas cabai, di Subak Bangah, Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti Tabanan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) tahun 2023. GNPIP melalui panen komoditas cabai ini, mendapat dukungan yang sangat kuat dari pemerintah daerah, mengingat eksistensi Tabanan sebagai lumbung panganya Bali. Komitmen terhadap pertanian tersebut tertuang dalam Visi Kabupaten Tabanan menuju Tabanan Era Baru.

 “Melalui visi inilah kita akan tau kemana arah akan melangkah, siapa yang akan melakukan apa dan sebagainya. Bagi saya semuanya harus jelas, terarah dan terukur, untuk itu saya meminta secara langsung kepada organisasi perangkat daerah terkait, agar bersungguh-sungguh mengawal program pertanian di Kabupaten Tabanan,” ujar Susila.

Para perangkat daerah terkait harus mampu melakukan inovasi dalam keadaan sesulit apapun, jangan pernah mengeluh, karena ini merupakan sebuah komitmen besar kita untuk memajukan pertanian di Tabanan. Pada kesempatan tersebut, produksi komoditas cabai para petani Subak Bangah di Desa Baturiti sebesar mencapai 5.823 kwintal, dari pencapaian produksi cabai di Kabupaten Tabanan sebesar 9.002 kwintal.

Penanaman bibit cabai diharapkan menjadi momentum pelaksanaan penanaman di tempat lainnya. “Saya meyakini dengan prinsip tetep mekenyem dan semangat bangga menjadi orang Tabanan akan menjadi modal penggerak kita memajukan pertanian di Kabupaten Tabanan,” ujarnya.

Sementara itu Trisno Nugroho mengungkapkan, Bank Indonesia Provinsi Bali juga menekankan agar pertanian di Tabanan tak hanya cabai, namun bawang merah, bawang putih dan tomat agar ikut didorong untuk maju lebih pesat lagi sebagai konsistensi Kabupaten Tabanan sebagai lumbung pangannya Bali.  “Kebetulan peran Perumda sebagai offtaker dari produksi, sudah siap. Amati terus produksinya agar transparan, akuntabel dan jujur, nanti akan terus kita fasilitasi. Offtaker di Tabanan sudah ada, tinggal terus didorong untuk berkreasi dan inovatif,” tandasnya. *dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer