Denpasar (bisnisbali.com) – Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) hadir sebagai upaya melahirkan desainer muda bidang kriya dan craft yang memiliki visi sustainability atau keberlanjutan. IFCA merupakan satu-satunya kompetisi desain di bidang fesyen dan kriya yang mengangkat tema sustainability, dan bukan hanya berkompetisi namun para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan coaching dari para praktisi fesyen dan kriya dan juga praktisi bisnis, branding, penggiat ekonomi kreatif serta fasilitasi pembuatan prototype dan mitra perajin lokal.
Demikian disampaikan Fungsional Perencana Ahli Madya Dit. IKM IAKSK Kementerian Perindustrian, Antasari Putra di sela-sela Agenda Program Bali Creative Industry Center (BCIC) 2023 di Denpasar, Jumat (17/3).
Hadir dalam kesempatan tersebut tamu juri yaitu dosen dan peneliti di Program Studi Desain Produk ITB & Praktisi/Desainer Produk, Co-founder Navetta Design Studio (Ketua Tim Juri) Adhi Nugraha, Direktur Sekolah Tinggi Desain LaSelle Jakarta, Bonatua Napitu. Faculty Member S1 Business Universitas Prasetiya Mulya & Praktisi Bisnis Industri Kriya, Sonny Agustiawan. Dan Tim Coach terdiri dari Handoko Hendroyono, CEO & Co-Founder Mbloc Space dan Writer & Brand Activist. Eugenio Hendro, Creative Director Eugenio Hendro Design Studio. R.M Satya Brahmantya, Desainer Furnitur dan Penggiat Ekonomi Kreatif.
Disampaikan, pada 2023, IFCA mengambil tema Neighbourhood Spirit, dimana mengajak desainer untuk lebih peduli dengan lingkungan komunitas pelaku Industri Kecil dan Menengah yang berada di sekitar dan berkolaborasi dengan mereka melalui desain yang inovatif sehingga bisa meningkatkan nilai tambah IKM.
Hal ini sesuai dengan nilai kekerabatan di Indonesia yang terkenal dengan semangat gotong royong dan juga sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Nomor 9 yaitu Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan, Serta Mendorong Inovasi. “Selain itu, kami juga berharap IFCA dapat memperkuat perekonomian Indonesia melalui pemberdayaan industri kecil dan menengah dengan sumber daya lokal dan pasar lokal,” jelasnya.
Sementara itu dalam informasi tertulisnya menyebutkan di tengah pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi, dihadapkan pada ancaman isu resesi pada 2023. Meskipun demikian, Kementerian Perindustrian tetap optimis industri nasional terus tumbuh. Hal tersebut tercermin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Februari mencapai 52,32, meningkat dari IKI Bulan Januari 2022 sebesar 51,54.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA), Reni Yanita menyampaikan bahwa Peningkatan nilai IKI Februari 2023 terjadi pada variabel Pesanan Baru yang meningkat dari 51,14 menjadi 52,81 dan variabel produksi yang meningkat dari 50,35 menjadi 51,37.
“Pesanan domestik merupakan faktor dominan yang mempengaruhi indeks variabel pesanan baru. Hal ini sejalan dengan prediksi yang menyatakan bahwa Indonesia tidak akan terlalu terpengaruh dengan resesi global karena faktor pasar domestik,” tambah Reni.
Sebagai upaya mendorong peran Industri Kreatif, terutama subsektor Kriya dan Fesyen, Kementerian
Perindustrian melalui Ditjen IKMA telah mendirikan Bali Creative Industry Center (BCIC) pada 2015 yang berfungsi sebagai wadah bagi para pelaku industri kreatif kriya dan fesyen untuk mengembangkan usaha dalam konteks “meet-share-collaborate” di mana para pelaku bisa bertemu, berbagi pengalaman dan ide kreatif sehingga pada akhirnya bisa berkolaborasi untuk menciptakan karya bersama.
“BCIC menyelenggarakan 2 kegiatan utama di tahun 2023, yaitu Inkubator Bisnis Kreatif dan Kompetisi Kriya & Fesyen lingkup nasional melalui kegiatan Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA),” jelas Reni.
Lebih lanjut, Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Ni Nyoman Ambareny menambahkan bahwa Kegiatan Inkubator Bisnis Kreatif dilaksanakan melalui metode klasikal dan pendampingan yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan wirausaha muda kreatif di bidang fesyen dan kriya yang dapat naik kelas.
“Pada tahun ini, rangkaian program Coaching Inkubator Bisnis lanjutan program Inkubator Bisnis tahun 2022 telah dimulai dan akan dilaksanakan hingga bulan November. Melalui program tersebut, peserta akan mendapatkan pendampingan dengan target peningkatan omset sebesar 100-300 persen,” tambah Ambareny.
Rangkaian Kegiatan Inkubator Bisnis Kreatif BCIC sesi klasikal pada tahun ini akan dimulai pada Juni 2023, dan disertai masa sosialisasi dan pendaftaran selama 2 bulan, dan pelaksanaan sesi klasikal pada September – Oktober 2023. Program akan dilaksanakan secara Hybrid (online dan offline) dengan target peserta 60 orang. Di akhir sesi para peserta mendapatkan kesempatan untuk melakukan business pitching di depan para calon investor.
Secara umum Program Coaching CBI telah berhasil membantu para alumninya dalam mengatasi permasalahan dan mengembangkan bisnis, seperti meningkatkan kapasitas produksinya, meningkatkan omset dan naik kelas dari skala mikro ke kecil atau bahkan dari skala kecil ke skala menengah. Selain itu beberapa alumni juga berhasil mencetak prestasi dalam event penghargaan, berpartisipasi pada pameran internasional dan mendapatkan pendanaan dari investor.
Sebagian dari para alumni tersebut adalah; Eboniwatch yang berhasil memenangkan beberapa kategori dalam penghargaan Indonesia Good Design Selection dan Golden Pin Design Award di Taiwan. Studio.dapur yang berpartisipasi dalam pameran Ambiente Jerman dan memberdayakan komunitas perajin di Tasik, Jawa Barat; Robriesgallery yang berpartisipasi di pameran Bintaro Design District dan Singapore Design Week dan mendapatkan pendanaan dari Bali Investment Club, Plepah.id yang berhasil mendapatkan investasi dari BRI Ventures.
Dijelaskan Ambareny, Selain Program Inkubator Bisnis Kreatif, BCIC akan melaksanakan Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) sebagai upaya melahirkan Desainer Muda Bidang Kriya dan Craft yang memiliki visi sustainability atau keberlanjutan. IFCA merupakan satu-satunya kompetisi desain di bidang fesyen dan kriya yang mengangkat tema sustainability, dan bukan hanya berkompetisi namun para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan coaching dari para praktisi fesyen dan kriya dan juga praktisi bisnis, branding, penggiat ekonomi kreatif serta fasilitasi pembuatan prototype dan mitra perajin lokal.*dik