Denpasar (bisnisbali.com) – Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Bali tetap tumbuh tinggi pada triwulan I/2023, namun melandai dibandingkan triwulan IV/2022. Hal ini seiring normalisasi jumlah kedatangan wisatawan pasca-HBKN Nataru, libur sekolah akhir tahun dan berakhirnya ajang internasional KTT G20. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Bali pada 2023 diperkirakan relatif moderat dibandingkan 2022.
“Selain karena pengaruh faktor base effect, adanya pelambatan pertumbuhan ekonomi global juga ikut memberikan andil,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Rabu (8/2).
Namun demikian, lanjut Trisno, masih terdapat potensi yang mendukung perekonomian Bali tahun ini, seperti penyelenggaraan event berskala nasional dan internasional secara offline serta pengembangan visa second home untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan. Selain itu, mulai dibukanya border China sebagai pasar utama wisata Bali dan masih berlanjutnya sejumlah insentif fiskal pemerintah untuk mendorong aktivitas konsumsi masyarakat Bali.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Bali pada triwulan IV/2022 tetap tumbuh tinggi sebesar 6,61 persen (yoy), walaupun melandai dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,10 persen (yoy). ‘’Realisasi pertumbuhan ekonomi Bali yang masih cukup tinggi ini terutama didukung oleh semakin membaiknya aktivitas pariwisata setelah melandainya Covid-19 dan penyelenggaraan KTT G20,” terangnya.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV/2022 tertahan antara lain disebabkan oleh pola historis pascapanen raya hortikultura, peningkatan curah hujan yang berdampak terhadap produktivitas pertanian, kenaikan harga komoditas akibat inflasi dan penurunan ekonomi negara maju pasar utama wisman Bali. Ekonomi Bali keseluruhan tumbuh positif 4,84 persen (yoy) dari kontraksi -2,46% (yoy) pada 2021.
Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV/2022 terutama ditopang oleh meningkatnya kinerja lapangan usaha (LU) terkait pariwisata, yaitu transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum (akmamin), serta pengadaan listrik dan gas. Perbaikan kinerja pariwisata Bali sejalan dengan tingginya pertumbuhan jumlah wisatawan yang mencapai 84,60 persen (yoy) pada triwulan IV/2022 seiring penyelenggaraan puncak KTT G20 di Bali serta penambahan satu maskapai internasional terbang langsung bersamaan dengan momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Nataru.
Menurut Trisno Nugroho, pelaksanaan berbagai acara strategis di Bali dan diberlakukannya kebijakan kapasitas penuh untuk angkutan udara juga mendorong kunjungan dan aktivitas pariwisata, khususnya LU transportasi dan pergudangan serta akmamin. Kinerja LU pengadaan listrik dan gas juga meningkat seiring peningkatan yang siginifikan penjualan dan konsumsi listrik konsumen bisnis karena intensitas aktivitas pariwisata dan acara strategis.
Kepala Perwakilan BI Bali menambahkan, berdasarkan sisi pengeluaran, berlanjutnya pemulihan ekonomi Bali terutama bersumber dari lonjakan pertumbuhan komponen ekspor luar negeri sejalan dengan peningkatan ekspor jasa. Hal ini tercermin dari kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai 970 ribu orang pada triwulan IV/2022, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV/2021 yang hanya 8 orang akibat masih adanya pembatasan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Selanjutnya konsumsi rumah tangga yang tetap terjaga, investasi yang terakselerasi seiring momentum HBKN Nataru, serta penyelesaian pembangunan infrastruktur prioritas nasional dan berlanjutnya beberapa proyek pemerintah dan swasta. *dik