Denpasar (bisnisbali.com) – Pemerhati ekonomi yang juga Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai ancaman resesi ekonomi global akibat tingginya inflasi yang terjadi di berbagai negara tetap harus diwaspadai. Diharapkan pemerintah terus menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia agar bisa tumbuh lebih baik.
Menurutnya, upaya yang bisa dilakukan pemerintah di antarnya menurunkan tingkat inflasi baik pangan maupun energi agar pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa lebih optimal pascatransisi pandemi ke endemic. Kemudian memberikan stimulus yang lebih besar kepada UMKM. Memanfaatkan regional ASEAN dan Timur Tengah untuk didorong sebagai alternatif tujuan ekspor, selagi menunggu Tiongkok melakukan pembukaan ekonomi secara penuh. ‘’Selanjutnya mempercepat realisasi investasi terutama yang terkait dengan program hilirisasi dan investasi di sektor padat karya,’’ katanya, Rabu (8/2).
Bagaimana dengan masyarakat? Ia menilai masyarakat sudah harus mulai mengambil langkah bijak dalam mengelola keuangan, memilah kebutuhan primer atau memprioritaskan kebutuhan pokok dibandingkan barang sekunder dan tersier.
Bhima menyarankan masyarakat memiliki dana darurat yang diperuntukkan sebagai simpanan ekstra yang disisihkan dari pendapatan setiap bulan di rekening terpisah agar beban inflasi tidak semakin memberatkan. Selain itu, tidak bisa hanya berharap dari pendapatan utama terutama gaji mengingat perusahaan-perusahaan berpeluang melakukan berbagai langkah efisiensi.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyampaikan beberapa rekomendasi pengendalian inflasi, yaitu meningkatkan cakupan dan skalaoperasi pasar, meningkatkan peran perusda sebagai pemasok bahan pangan, pengendali harga dan ketersediaan pangan, mengoptimalkan lahan tidur milik pemda dan perusda untuk lahan pangan hortikultura serta menyosialisasikan penggunaan media informasi harga pasar (televisi/running text) di pasar tradisional untuk meminimalkan informasi asimetris. *dik