Target Penjualan Listrik di Bali Naik 16 Persen

Seiring pemulihan pariwisata Bali dan naiknya sasaran kunjungan wisatawan tahun ini, konsumsi listrik juga diprediksi meningkat. PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali pun menargetkan penjualan listrik pada 2023 naik 16 persen dibandingkan tahun lalu.

182
MENINGKAT - Konsumsi listrik di Bali diprediksi meningkat tahun ini.

Denpasar (bisnisbali.com) – Seiring pemulihan pariwisata Bali dan naiknya sasaran kunjungan wisatawan tahun ini, konsumsi listrik juga diprediksi meningkat. PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali pun menargetkan penjualan listrik pada 2023 naik 16 persen dibandingkan tahun lalu.

Manajer Komunikasi PLN UID Bali I Made Arya saat dimintai konfirmasinya, Selasa (7/2), mengatakan target penjualan listrik tahun ini mencapai 5.623 giga watt hour (GWh). Jumlah ini lebih besar daripada pencapaian tahun 2022 yaitu 5.471 GWh. “Jika dilihat dari target penjualan pada 2022 sebesar 4.808 GWh, maka target penjualan tahun ini naik 16 persen. Namun, angka ini bersifat sementara, belum ada penetapan dari pusat,” ungkapnya.

Disebutkannya, target memang selalu dinaikkan setiap tahun. Disinggung terkait pengaruh sektor pariwisata terhadap target, Arya menjelaskan hal itu lebih kepada konsumsi yang meningkat sebagai dampak pulihnya pariwisata.

Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) UID Bali I Wayan Udayana  sebelumnya mengungkapkan, konsumsi listrik di Bali telah mengalami kenaikan sejak Desember 2022. Pada 12 Desember tahun lalu tercatat beban puncak mencapai 915 MW. Kondisi ini mendekati beban puncak sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai 980 NW tepatnya pada 29 Januari 2020.

Menurutnya, kondisi ini dipengaruhi oleh mulai pulihnya pariwisata Bali yang ditandai serangkaian kegiatan seperti KTT G20 yang berlanjut pada perayaan Natal dan Tahun Baru 2023 serta Tahun Baru Imlek. “Ini mengindikasikan sinyal pemulihan perekonomian melalui pariwisata di Bali. Apalagi peningkatan penjualan listrik tahun 2022 turut terdongkrak mencapai 5.470,51 GWh atau 16,20 persen dengan total pendapatan sebesar Rp7,1 triliun,” jelasnya.

Tarif bisnis tumbuh secara signifikan hingga mencapai 32,54 persen sepanjang tahun 2022. Hanya, secara keseluruhan konsumsi listrik pada tarif rumah tangga masih mendominasi mencapai 45,42 persen dibandingkan tarif lainnya. “Untuk mencapai ini tentu PLN melakukan berbagai upaya dan strategi agar masyarakat khususnya para pemilik bisnis dapat memanfaatkan listrik untuk meningkatkan efisiensi pada biaya,” terang Udayana.

Tidak hanya di bidang pariwisata, namun PLN juga mendorong masyarakat untuk memaksimalkan pemanfaatan energi listrik dalam kehidupan sehari – hari melalui kampanye Electrifying Lifestyle. “Di jalan–jalan saat ini banyak kita temui pengendara yang mulai ramai menggunakan kendaraan listrik, baik mobil maupun motor. Tak hanya itu, gerai gerai penjualan kendaraan listrik juga semakin mudah kita temukan. Kami berharap di masa depan masyarakat akan semakin banyak yang beralih kepada kehidupan yang efisien dengan memanfaatkan energi listrik,” imbuhnya. *wid