Upaya Tekan Inflasi, Bali Wacanakan Bangun Pasar Induk

Tingkat inflasi di Bali mencapai 6,2 persen, lebih tinggi dari nasional yang hanya 5,2 persen. Sebagai upaya menekan laju inflasi, butuh langkah strategis untuk mengontrol harga, pasokan hingga distribusi kebutuhan pokok, yang kedepan Bali berencanakan akan membuat pasar induk.

199
PANTAU HARGA - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati bersama Trisno Nugroho dan Wawali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa saat melakukan pemantuan harga kebutuhan pokok di Pasar Badung, Selasa (31/1).

Denpasar (bisnisbali.com) – Tingkat inflasi di Bali mencapai 6,2 persen, lebih tinggi dari nasional yang hanya 5,2 persen. Sebagai upaya menekan laju inflasi, butuh langkah strategis untuk mengontrol harga, pasokan hingga distribusi kebutuhan pokok, yang kedepan Bali berencanakan akan membuat pasar induk.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat melakukan pemantuan harga kebutuhan pokok di Pasar Badung, Selasa (31/1). Turut hadir dalam pemantauan tersebut, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa serta OPD terkait lannya.

Usai pemantuan, Cok Ace panggilan akrabnya mengatakan, fenomena yang terjadi di lapangan saat ini adanya mekanisme informasi (soal harga) yang belum berjalan dengan baik. Hal ini membuat terjadi disparitas harga kebutuhan pokok antar satu kabupaten dan kabupaten lainnya. “Contohnya cabai, datangnya dari Klungkung dan Karangasem, tapi inflasi di Karangasem 10 persen. Di Denpasar lebih rendah,” ungkapnya sembari mengatakan, cabai rawit menjadi produk yang paling menonjol penyumbang inflasi.

Menurutnya, selain ketersediian stok, sistem komunikasi antar kabupaten untuk menentukan harga juga berpotensi mendorong inflasi. Margin antar kabupaten satu dengan lainnya sangat jauh berbeda. “Seperti cabai rawit. Ada yang Rp40.000 ada Rp45.000 hingga Rp50.000 per kilogramnya,” terang Cok Ace.

Untuk itu, pihaknya memikirkan ide pembuatan pasar induk. Selain memang pasar murah atau operasi pasar terus dilakukan. Mekanisme pasar induk ini dijelaskannya, semua barang akan masuk kesana dan dari situ nanti harga bisa dikontrol, sehingga antar kabupaten tidak terjadi disparitas harga. “Kalau punya pasar induk, pertama ketersediaan stok, sistem informasi dan distribusi bisa di awasi,” ungkapnya.

Disinggung soal dimana akan dikembangkan pasar induk tersebut, Cok Ace menyebutkan, kemungkinan akan berada di kawasan Jembrana atau Tabanan. Hal ini mengingat pasokan banyak datang dari arah barat. *wid