Senin, November 25, 2024
BerandaBaliDi Penggilingan Sentuh Rp10.800 Per Kilogram

Di Penggilingan Sentuh Rp10.800 Per Kilogram

Lonjakan harga beras di tingkat usaha penggilingan gabah terus berlanjut pada awal 2023.

Tabanan (bisnisbali.com)–Lonjakan harga beras di tingkat usaha penggilingan gabah terus berlanjut pada awal 2023. Betapa tidak, setelah naik menyentuh Rp10.300 per kilogram menjelang akhir tahun lalu, harga salah satu hasil pertanian ini kembali bergerak hingga mencapai Rp10.800 per kilogram sekarang.

Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi) Kabupaten Tabanan Ketut Budiarta mengungkapkan, pada awal tahun ini lonjakan harga beras berlanjut ke posisi Rp10.800 per kilogram. ”Lonjakan harga beras ini terjadi secara bertahap sejak awal tahun 2023. Semula naik menjadi Rp10.300, kemudian Rp10.600 pada Hari Raya Galungan dan Kuningan, terakhir menyentuh Rp10.800 per kilogram,” tuturnya, Kamis (19/1).

Harga Rp10.800 per kilogram di tingkat usaha penggilingan sudah terjadi sejak dua hari terakhir. Lonjakan diprediksi karena dipicu luas dan jumlah panen padi di tingkat lokal sudah jauh menurun, sedangkan permintaan hasil panen dalam bentuk gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat usaha penggilingan tetap stabil. “Panen yang menurun membuat kami dalam seminggu terkadang bisa membeli gabah untuk diolah menjadi beras dan kadangkala tidak dapat membeli,” kilahnya.

Akibatnya, lanjut Budiarta, harga gabah kualitas GKP di tingkat petani juga ikut mengalami lonjakan sekarang. Saat ini harga gabah kualitas GKP di petani sudah mencapai Rp5.700 per kilogram. Naik dari posisi Rp5.000 per kilogram pada perdagangan menjelang akhir tahun 2022 lalu.

Hal senada juga disampaikan Ketua Perpadi Bali sekaligus anggota Dewan Pakar Perpadi Tabanan A.A. Made Sukawetan. Menurutnya, lonjakan harga beras masih terus berlanjut dan kemungkinan baru akan berangsur turun pada Maret 2023 yang merupakan musim panen raya. ”Saat ini panen memang sedikit. Ini yang membuat harga gabah dan harga beras naik,” ujarnya.

Ditambahkannya, lonjakan harga beras juga disebabkan karena Bali tidak menerima masuknya beras impor yang kerannya sudah dibuka oleh pemerintah pusat. Meski begitu, lonjakan harga beras yang sudah menyentuh Rp10.700-Rp10.800 per kilogram di tingkat penggilingan dan di kisaran Rp287.500 per sak (25 kilogram) di tingkat pedagang bukan merupakan level harga tertinggi yang pernah terjadi selama ini. Pada tahun-tahun sebelumnya, harga beras pernah Rp12.000 per kilogram dan kembali turun seiring adanya musim panen. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer