Denpasar (bisnisbali.com) – Harga beras terus mengalami lonjakan dan hingga saat ini sudah mencapai Rp315 ribu per 25 kilogram untuk merek Putri Sejati. Kenaikan harga beras sudah terjadi sejak November 2022 lalu yang setiap kenaikan ada perubahan harga Rp5.000. Salah seorang pedagang beras di Pasar Badung, Ni Nyoman Kondriani, Kamis (19/1) mengatakan, kenaikan harga beras kembali terjadi sejak 2 hari lalu. Beras merek Putri Sejati yang sebelumnya dijual Rp305.000 per 25 kilogram saat ini sudah mencapai Rp315.000 per 25 kilogram.
Dia mengaku sejak November 2022 lalu harga beras terus mengalami kenaikan. Sebelum naik harga beras merk tersebut hanya Rp285.000 per 25 kilogram. “Di sini yang laku merek Putri Sejati. Kalau yang lainnya kurang, jadi kami ngga stok,” terangnya.
Saat ini tidak berani menyediakan stok beras terlalu banyak. Hal ini untuk mengantisipasi perubahan harga yang mungkin terjadi. Selain itu, modal dikatakannya juga terbatas karena harga yang tinggi saat ini. “Saya stok 5 sak aja. Kalau terjual 2 sak, tambah lagi 2 sak. Gitu aja, ga berani lebih,” ungkapnya.
Disinggung soal keberadaan beras Bulog, dia mengatakan, tidak pernah mendapatkannya. Terlebih pelanggannya yang kebanyakan pihak hotel dan restoran cenderung memilih beras merek Putri Sejati. Kenaikan harga beras juga diungkapkan oleh pedagang beras di wilayah Ubung, Denpasar, Samirin. Dia mengatakan, saat ini harga beras merek Putri Sejati Rp63.000 per 5 kilogram, dari sebelumnya Rp60.000 per 5 kilogram. Bahkan saat kondisi normal harga beras merek Putri Sejati hanya Rp55.000 per kilogram.
Sementara itu, Perum Bulog menggelontorkan 100 ribu ton beras melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau dikenal operasi pasar pada awal Januari 2023 untuk meredam gejolak kenaikan harga beras di pasaran. “Kami mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau, walau di pasaran ada kenaikan harga,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.
Kenaikan harga beras tersebut, lantaran kondisi sekarang ini belum memasuki musim panen raya. Jadi ketersediaan barang di pasar tidak banyak sehingga ada sedikit kenaikan harga. Guna menjaga stabilisasi harga, dilansir dari antara, Bulog sesuai arahan Presiden telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran untuk memastikan operasi pasar (Program SPHP) yang sudah berjalan lancar di tahun 2022 makin digencarkan lagi guna meredam gejolak harga di pasar.
Selain itu kebijakan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui Perum Bulog bertujuan menahan laju kenaikan harga beras. Dengan adanya impor beras dan pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) terpenuhi, maka harga beras di pasaran dipastikan akan terkendali.
Ia menegaskan kedatangan beras impor menjadikan stok CBP di Bulog kini menjadi 683 ribu ton dan tambahan beras impor semata-mata memperkuat cadangan beras nasional sampai datangnya musim panen raya pada Maret 2023. “Jumlah ini cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan panen raya,” ucapnya.
Selain mendapatkan tambahan stok beras impor, kata dia, Bulog juga terus dan aktif maksimalkan penyerapan pada saat panen raya mendatang dengan harapan semua stok CBP pada tahun ini bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri sendiri. Bulog juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap berada pada kondisi stabil atau tidak mengalami lonjakan yang tinggi. *wid