Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliHarga Ayam di Peternak Anjlok, Kini Rp16.000 Per Kilogram

Harga Ayam di Peternak Anjlok, Kini Rp16.000 Per Kilogram

Pasca-Hari Raya Galungan dan Kuningan, harga ayam broiler di tingkat peternak langsung anjlok ke posisi Rp16.000 per kilogram.

Tabanan (bisnisbali.com)–Pasca-Hari Raya Galungan dan Kuningan, harga ayam broiler di tingkat peternak langsung anjlok ke posisi Rp16.000 per kilogram. Kondisi tersebut sekaligus menempatkan harga ayam berada di bawah kisaran harga Break Even Point (BEP) yakni Rp21.500 per kilogram.

Peternak ayam broiler dari Desa Tunjuk, Kabupaten Tabanan, I Wayan Sukasana, Selasa (17/1), mengungkapkan sebelum Galungan dan Kuningan lalu harga ayam broiler di peternak mencapai Rp23.000 per kilogram. Harga kemudian turun secara bertahap hingga menyentuh Rp16.000 per kilogram saat ini. “Mudah-mudahan penurunan harga ini tidak berlanjut, karena jumlah stok ayam di peternak cukup melimpah,” katanya.

Menurutnya, penurunan harga ayam di tingkat peternak terjadi akibat berkurangnya permintaan pasar setelah Galungan dan Kuningan. Hal itu diperparah lagi oleh potensi masuknya ayam dalam bentuk karkas ke Bali dalam jumlah banyak seiring harga jual ayam yang lebih murah di Jawa. “Saat ini harga ayam broiler di Jawa Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram. Jadi, banyak produksi daging dari Jawa masuk ke Bali karena harga lebih tinggi,” kilahnya.

Sukasana yang juga Wakil Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Bali melanjutkan, turunnya harga ayam membuat banyak peternak harus menanggung rugi karena pendapatan yang diterima jauh di bawah BEP. Meski begitu, pihaknya tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa pasrah menyikapi kondisi harga saat ini. “Tahun 2022 lalu nasib peternak juga lebih banyak ruginya. Tahun ini kami harapkan bisa lebih baik, tapi di awal tahun sudah kembali merugi,” jelasnya.

Ia mengharapkan pemerintah membantu menjaga kestabilan harga di tataniaga peternakan ayam pedaging. Sebab, tidak stabilnya harga selama ini telah membuat jumlah peternak mandiri di Bali yang sebelumnya sekitar 40 orang, kini hanya tinggal segelintir atau lima sampai enam orang karena tidak kuat menanggung kerugian akibat fluktuasi harga ayam.

“Oleh sebab itu, kami berharap pemerintah bisa campur tangan. Salah satunya dengan menjaga keseimbangan antara suplai Day Old Chicken (DOC) dan jumlah permintaan pasar yang ada. Selain itu, ada sinergi antara pihak pabrikan dan peternak agar usaha bisa sama-sama jalan,” tegas Sukasana.

Sementara itu, salah seorang pedagang daging ayam di pasar tradisional, Ayu Indriani, membenarkan harga daging ayam di tingkat pedagang sudah menurun saat ini. Kondisi tersebut mengikuti penurunan harga yang berlaku di tingkat pengepul, terlebih lagi jumlah permintaan pasar akan daging ayam sudah berkurang sejak sebelumnya.

“Saat ini saya jual di kisaran Rp37 ribu per kilogram. Turun dari posisi minggu lalu di kisaran Rp40 ribu per kiliogram. Meski harga sudah turun, permintaan akan daging ayam juga sepi saat ini,” sebutnya. *man      

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer