Ekonomi Bali Triwulan IV Diyakini Ditutup Positif

Pemerhati ekonomi masih menaruh keoptimisan ekonomi di Pulau Dewata pada triwulan IV/2022 ini akan ditutup positif atau berlanjut kian pulih. Keoptimisan ini didukung dengan berhasilnya kegiatan Presidensi G20 yang digelar di Bali dan peluang meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan pada momen liburan Natal dan Tahun Baru.

209
Putu Krisna Adwitya Sanjaya

Denpasar (bisnisbali.com) – Pemerhati ekonomi masih menaruh keoptimisan ekonomi di Pulau Dewata pada triwulan IV/2022 ini akan ditutup positif atau berlanjut kian pulih. Keoptimisan ini didukung dengan berhasilnya kegiatan Presidensi G20 yang digelar di Bali dan peluang meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan pada momen liburan Natal dan Tahun Baru.

Pemerhati ekonomi Kusumayani di Denpasar mengatakan, masih ada keoptimisan ekonomi di Pulau Dewata pada kuartal IV ini akan terjaga dengan baik dengan melihat pergerakan pertumbuhan ekonomi di Bali dari triwulan I hingga III/ 2022 yang membaik. “Bila melihat musimannya pada triwulan IV ada momen libur Natal dan Tahun Baru, akan ada terjadi peningkatan di sektor pariwisata dan berimbas ke ekonomi. Kondisi ini berpeluang akan membawa pengaruh baik bagi ekonomi di kuartal IV,” katanya.

Sementara itu BPS Bali mencatat ekonomi Bali pada triwulan III-2022 dibandingkan dengan triwulan II-2022 (q-to-q) tercatat tumbuh sebesar 0,60 persen. Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun  sebelumnya (y-on-y), ekonomi Bali triwulan III-2022 tercatat tumbuh sebesar 8,09 persen. Pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata di triwulan III/2022 tersebut diyakini menjadi bekal yang baik untuk pertumbuhan ekonomi Bali sepanjang 2022 atau hingga akhir triwulan IV.

Data BPS Bali menunjukkan kembali dibukanya jalur penerbangan internasional ke Bali sejak 4 Februari 2022, juga menjadi momentum pergerakan roda perekonomian Bali.  Persiapan menjelang perhelatan akbar G-20, berbagai kegiatan berskala nasional maupun internasional yang diselenggarakan di Provinsi Bali dan melonjaknya kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali menjadi corak perekonomian di triwulan III-2022. Hal tersebut meningkatkan aktivitas produksi yang selanjutnya tercermin pada ekonomi Bali yang mampu tumbuh positif pada triwulan III-2022 secara q-to-q.

Peningkatan jumlah kunjungan wisman yang berkunjung ke Bali selain bertampak pada tingkat kunjungan ke tempat-tempat daya tarik wisata tentunya membawa dampak pada peningkatan permintaan terhadap jasa akomodasi (hotel) dan restoran/rumah makan yang tercakup dalam lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum. Kondisi tersebut terkonfirmasi berdasarkan data Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada triwulan III-2022 tercatat meningkat sebesar 29,04 persen untuk hotel bintang dan 54,36 persen untuk hotel non-bintang dibandingkan dengan capaian pada triwulan II-2022.

Pemerhati ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Udayana, Putu Krisna Adwitya Sanjaya, S.E., M.Si. mengatakan harapannya tentunya di triwulan IV ini pertumbuhan ekonomi Bali bisa lebih tinggi lagi. “Mengingat di periode November 2022 ini merupakan puncak dari rangkaian Presidensi KTT G20 yang di harapkan memberi multiplayer effect kepada perekonomian Bali sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Bali baik di triwulan IV,” katanya.

Alhasil secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Bali bisa tumbuh positif, bahkan untuk tahun-tahun selanjutnya. Pemerhati ekonomi dari Undiknas University Agus Fredy Maradona, Ph.D., CA. juga menyampaikan KTT G20 di Bali pada November 2022 diestimasikan akan mengkatrol naik pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata di Triwulan IV/2022. Dengan perhelatan akbar tersebut, kata Agus Fredy, proyeksi pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV/2022 optimis ada peningkatan dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya. “Optimistis tersebut dengan melihat kedatangan wisatawan mancanegara dan domestik yang sampai saat ini masih berjalan,” katanya.

Alhasi manfaat penyelenggaraan KTT G20 terhadap perekonoman bisa dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat yang pasti akan terjadi penyerapan tenaga kerja, suvenir milik UMKM, peningkatan okupansi, serta terdongkraknya sektor pariwisata dan investasi. *dik