Tabanan (bisnisbali.com)–Rangkaian ritual pujawali di Pura Penataran Agung Ulun Danu Beratan, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, digelar sejak Kamis (15/12) lalu hingga puncaknya dilaksanakan Selasa (20/12). Kegiatan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Daya Tarik Wisata (DTW) Ulun Danu Beratan. Wisatawan berburu mengabadikan momen yang dipadati pamedek tersebut.
Ketua Badan Pengelola DTW Ulun Danu Beratan, I Wayan Mustika, yang juga Ketua Panitia Pelaksana Karya mengungkapkan, upacara piodalan atau pujawali ini menambah daya tarik wisatawan yang berkunjung ke DTW Ulun Danu Beratan. Banyak wisatawan yang menyaksikan dan mengabadikan dengan foto prosesi upacara di kawasan wisata yang memiliki keindahan danau ini.
“Sejumlah ritual memang kami kemas untuk rangkaian pujawali dan juga dalam rangka promosi wisata. Tamu bisa melihat proses pujawali, kegiatan parade gebogan dan wisata alam di sini,” jelasnya di sela-sela puncak pujawali.
Secara umum jumlah kunjungan wisatawan ke DTW Ulun Danu Beratan selama ritual pujawali mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya. Pada Sabtu (17/12), wisatawan yang datang sekitar 2.000 orang dan menembus kurang lebih 3.000 orang pada Minggu (18/12) sekaligus merupakan jumlah kunjungan tertinggi selama pandemi Covid-19. “Sebanyak 800 orang di antaranya wisatawan mancanegara (wisman). India mendominasi. Ada juga wisman Vietnam,” ujarnya.
Menurut Mustika, selain atraksi seni dan budaya yang mewarnai rangkaian pujawali, lonjakan kunjungan wisatawan juga didongkrak oleh musim libur sekolah dan cuaca yang mendukung. Pihaknya merencanakan parade gebogan yang digelar serangkaian pujawali ini akan menjadi kegiatan rutin di masa mendatang. Pelaksanaannya tidak hanya saat pujawali, namun juga digelar di sejumlah kegiatan besar dalam rangka promosi wisata di DTW Ulun Danu Beratan.
Terkait hal itu, pihaknya berencana menambah dana pembinaan yang bersumber dari dana promosi dan pengembangan DTW Ulun Danu Beratan kepada 12 desa adat, enam kelian desa serta dua banjar pengayah dari Pande Bayan dan Marga. ”Sekarang kami hanya bisa memberikan dana pembinaan Rp20 juta per desa. Dana tersebut untuk peserta parade gebogan, baleganjur dan STT,” pungkasnya.
Sementara itu, Penguger Karya I Putu Suma Arta mengatakan, puncak karya atau yang disebut Nyatur Niri Padudusan Agung ini baru pertama kali digelar sejak Bali diterjang pandemi Covid-19 dan banjir bandang di kawasan Ulun Danu Beratan. Tujuannya untuk pembersihan sekala niskala. Proses karya berjalan sesuai rencana, termasuk parade gebogan. *man