Jelang Nataru Pemesanan Kamar Hotel hampir “Full Capasity”

Momen liburan sekolah serta bertepatan dengan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) diproyeksikan akan membawa angin segar bagi sektor pariwisata di daerah ini. Momen liburan tersebut akan mempengaruhi tingkat okupansi hotel di Pulau Dewata.

174
OKUPANSI HOTEL – Seorang resepionis hotel di Bali melayani tamu yang hendak menginap. Momen liburan sekolah serta Nataru akan mempengaruhi tingkat okupansi hotel di Pulau Dewata.

Denpasar (bisnisbali.com) – Momen liburan sekolah serta bertepatan dengan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) diproyeksikan akan membawa angin segar bagi sektor pariwisata di daerah ini. Momen liburan tersebut akan mempengaruhi tingkat okupansi hotel di Pulau Dewata.

Chairwoman of Bali Hotels Association (BHA), Fransiska Handoko kepada Bisnis Bali di Denpasar, Rabu (21/12) menyampaikan, momen liburan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 akan berbeda dibandingkan tahun lalu. Itu  terlihat sudah ada peningkatan booking yang positif mulai 24 Desember 2022 mendatang yang jatuh pada Sabtu. “Kondisi ini berlaku baik bagi wisman maupun wisdom yang ke Bali,” katanya.

Ia mengungkapkan membaiknya kondisi di tahun ini karena jika dibandingkan Nataru tahun lalu, tentunya saat itu, belum ada wisman karena internasional belum dibuka. “Alhasil terjadi peningkatannya cukup tinggi saat ini,” paparnya.

Hanya saja, kata Fransiska yang menjadi tantangan terbesar adalah harga tiket pesawat yang masih relatif tinggi. Sementara bagi wisdom mereka tentunya banyak yang menggunakan moda perjalanan darat. Disinggung hotel-hotel yang banyak diminati wisatawan saat liburan di Bali?. Ia menilai hotel-hotel di daerah Badung masih tetap menjadi destinasi pilihan wisatawan kemudian Sanur, Ubud, Nusa Lembongan, Nusa Penida sebagai pilihan kombinasi perjalanan wisatawan ke Bali.

Itu terlihat rata-rata hotel-hotel di daerah destinasi favorite sudah mendekati full capacity di 30 Desember dan 31 Desember 2022. “Harapannya peningkatan ini akan terbagi lebih merata ke daerah-daerah lain,” harapnya sambil menegaskan jika hotel-hotel juga sudah memiliki program Natal dan Tahun Baru yang menarik wisatawan untuk tinggal. Dengan melihat antusias wisatawan datang ke Bali, BHA berharap di 2023 kondisi pemulihan pariwisata tetap akan positif walaupun isu global resesi dunia banyak terdengar. “Pada prinsipnya kami tetap optimis dan waspada,” jelasnya.

Sementara itu pengelola hotel di Sanur, Gung Wirtama mengatakan jika dibandingkan setahun lalu tentu sudah ada mulai peningkatan dan berharap momen Nataru ini benar-benar membawa hal positif di 2023 mendatang.

Sementara itu berdasarkan data dari BPS Provinsi Bali, tingkat okupansi hotel berbintang pada Oktober 2022 tercatat sebesar 46,28 persen, turun sedalam 0,17 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2021 (y-o-y) yang mencapai 17,73 persen, tingkat okupansi tahun ini tercatat naik 28,55 poin. Sementara itu, tingkat okupansi hotel non bintang tercatat sebesar 22,98 persen, naik 0,80 poin dibandingkan bulan September 2022.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik di hotel berbintang di Bali pada Oktober 2022 tercatat 2,43 hari, naik 0,07 poin dibandingkan dengan capaian bulan September 2022 (m-t-m) yang tercatat 2,36 hari. Jika dibandingkan dengan capaian bulan Oktober 2021 (y-o-y) yang tercatat 1,92 hari, rata-rata lama menginap Oktober 2022 naik 0,51 poin. Sementara itu, untuk hotel non bintang, rata-rata lama menginap di bulan Oktober 2022 tercatat sebesar 2,08 hari, turun 0,01 poin dibandingkan bulan September 2022 yang tercatat sebesar 2,09 hari. *dik