Denpasar (bisnisbali.com) – Jelang akhir tahun beberapa harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Terutama beras dan telur ayam. Kondisi ini tentu menuai keluhan dari masyarakat. Terlebih di Bali yang perekonomian masih dalam tahap pemulihan.
Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali I Putu Armaya, S.H., saat diwawancarai Rabu (14/12) mengaku banyak menerima keluhan dari masyarakat saat ini. Terutama untuk kenaikan harga beras yang keluhan didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga. “Karena naiknnya lumayan. Dan ini kebutuhan pokok yang sangat vital. Banyak ibu-ibu yang mengeluh,” ujarnya.
Penyampian keluhan dikatakannya lebih banyak pada media sosial dan mulai ramainya keluhan terjadi dalam sepakan terakhir ini. “Cuma untuk detail kenaikan belum bisa kami rinci. Dan kami pun tidak tahu apa penyebab kenaikan (harga beras) ini. Apakah imbas kenaikan BBM atau apa,” terangnya.
Terkait hal tersebut, Armaya meminta agar dinas terkait bisa memberikan informasi apa penyebab terjadinya kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok saat ini. Selain itu, pihaknya juga menginginkan agar pemerintah intens menggelar semacam pasar murah dengan menawarkan harga yang terjangkau. Banyaknya hari raya dalam beberapa hari kedepan ini kata Armaya, tentu masyarakat menginginkan harga yang terjangkau. Terutama untuk komoditi yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
Sementara itu, salah seorang pemilik warung kelontong di kawasan Ubung Kaje, Denpasar, Ayu mengatakan, harga beras jenis premium khususnya merek Putri Sejati saat ini telah mencapai Rp61.500 per 5 kilogram. Sebelumnya jenis beras ini dijualnya Rp53.000 per 5 kilogram dan paling Rp57.000 per kilogram. Selanjutnya, di tingkat penggilingan, harga beras telah mencapai Rp10.300 per kilogram dari sebelumnya di bawah Rp10.000 per kilogram. *wid