Denpasar (bisnisbali.com) – Perkembangan harga berbagai komoditas (barang dan jasa) konsumsi di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar dan Singaraja secara umum menunjukkan adanya kenaikan pada November 2022. Berdasarkan hasil pemantauan perkembangan harga barang dan jasa di dua kota tersebut, pada bulan lalu tercatat inflasi setinggi 0,28 persen yang ditunjukkan dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen dari 112,39 pada Oktober 2022 menjadi 112,71 pada November 2022.
Kepala Badan Pusat Statistik Bali, Hanif Yahya di Denpasar, Kamis (1/12) mengatakan, perbandingan inflasi tahunan, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) gabungan Kota Denpasar dan Kota Singaraja pada November 2022 sebesar 5,69 persen yang didapat dari membandingkan Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2022 terhadap IHK Desember 2021. Dengan cara yang sama diperoleh hitungan inflasi tahun kalender November 2020 dan November 2021masing-masing sebesar 0,12 persen dan 1,18 persen. Sementara itu, tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2022 terhadap November 2021 atau yoy) tercatat setinggi 6,62 persen. Selanjutnya, tingkat inflasi tahun ke tahun gabungan dua kota pada bulan November tahun 2020 dan November 2021 masing-masing sebesar 0,82 persen dan 1,87 persen.
Inflasi terjadi karena kenaikan harga barang/jasa konsumsi masyarakat yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada tujuh kelompok pengeluaran. Pertama, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga setinggi 2,87 persen. Kedua, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya setinggi 0,91 persen. Ketiga kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya setinggi 0,76 persen. Keempat, kelompok makanan, minuman dan tembakau setinggi 0,23 persen.
Kelima, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga setinggi 0,01 persen. Disusul keenam, kelompok kesehatan setinggi 0,01 persen dan ketujuh kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan setinggi 0,01 persen. Sementara itu dua kelompok lainnya tercatat deflasi, yaitu kelompok transportasi sedalam 0,52 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki sedalam 0,08 persen.
Di sisi lain, kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tercatat stagnan. Hanif menyebutkan bila diurai menurut penyumbangnya, inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali disumbang oleh kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,2092 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,0631 persen. Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,0591 persen. kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,0139 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,0016 persen. Kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0006 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,0003 persen.
Komoditas yang tercatat mengalami kenaikan harga atau memberikan sumbangan inflasi pada November 2022 antara lain canang sari, bawang merah, sawi hijau, emas perhiasan, tomat, shampo, rokok kretek filter, sawi putih/pecay/pitsai, minyak goreng dan brokoli. Sementara itu, komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, antara lain cabai rawit, cabai merah, angkutan udara, buah naga, tongkol diawetkan, mangga, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, daging babi, pembersih lantai, dan pisang. *dik