Denpasar (bisnisbali.com) –Usai perhelatan dunia KTT G20 di Bali, sejumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tertanam di Bali akan direlokasi ke beberapa wilayah lainnya. Hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, salah satunya banyaknya ketersediaan SPKLU yang masih dalam satu wilayah dinilai tidak optimal.
Manager Pemasaran PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Oscar Praditya, Jumat (25/5) menjelaskan, rencana relokasi SPKLU ini nantinya akan menyasar wilayah Jawa, beberapa ke wilayah Sumatera Utara, dan wilayah lainnya yang dinilai perlu ‘ditanam’ SPKLU. Ia membeberkan, ada dua shelter SPKLU yang akan tetap tertanam di Central Parkir ITDC dari delapan shelter. Sementara shelter SPKLU yang tersedia di depan The Apurva Kempinski, dari 14 shelter, sebanyak 13 shelter akan direlokasi sehingga hanya akan menyisakan satu shelter. Shelter-shelter yang akan masih tetap tertanam ini, kata dia, merupakan SPKLU yang memiliki nilai sejarah.
“Kita tinggal karena itu bagian dari sejarah dalam rangka KTT G20, jadi karena itu salah satunya diresmikan oleh Pak Jokowi langsung, sehingga kami bersama ITDC sepakat itu ditinggal dulu untuk persiapan event-event yang lain. Kemudian begitu pula yang di depan Kempinski itu ada satu shelter yang kemungkinan akan kita tinggal karena itu juga dulu diresmikan oleh Pak Wapres (Ma’ruf Amin),” paparnya.
Ada sejumlah pertimbangan SPKLU tersebut direlokasi. Diantaranya, terkait lahan pemasangan SPKLU yang kedepannya akan terkena biaya sewa serta banyaknya ketersediaan SPKLU yang masih dalam satu wilayah tentu dinilai jadi tidak optimal.
“SPKLU kita yang jumlahnya sudah 22 unit itu sudah sangat cukup meng-cover kalau mereka (pengguna di Bali) ada bepergian, sudah bisa tercover. Kebanyakan pengguna kendaraan listrik itu meng-charging kendaraannya di rumah karena lebih simpel, dilakukan di malam hari, kemudian kita juga ada program diskon jadinya mereka memang optimalnya di rumah,” terangnya.
Selain SPKLU, kendaraan listrik yang sempat diduduki para delegasi pada KTT G20 juga sudah mulai dikembalikan. “Jadi selama ini memang seluruh kendaraan (listrik) kembali ke Jakarta dulu, jadi sudah diangkut kemarin per tanggal 20 (November) itu dibawa ke Jakarta semua. Kendaraan dari Toyota, Hyundai, Wuling itu semuanya kembali dulu. Mekanisme untuk layanannya, apakah mau dilelang atau dijual, kita belum dapat informasi. Masih menunggu, dari mereka belum ada informasi,” ungkapnya.
Terkait kendaraan listrik tersebut, Oscar menambahkan, ada beberapa inisiatif yang akan dilakukan untuk memperkuat ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Bali. Yang mana, ekosistem KBLBB ini akan diperkuat ke arah daerah tujuan wisata (DTW). Namun, diakuinya, inisiatif ini masih akan dikaji sebab setiap kendaraan listrik memiliki support dan tipe yang berbeda-beda.*wid