Denpasar (bisnisbali.com) –Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat sehingga mendukung ketahanan eksternal. Transaksi berjalan triwulan III 2022 diperkirakan mencatat peningkatan surplus dibandingkan capaian triwulan sebelumnya, ditopang oleh kuatnya kinerja ekspor nonmigas. Demikian disampaikan Bank Indonesia (BI).
Sementara itu, transaksi modal dan finansial diprakirakan mencatat defisit, seiring dengan aliran keluar modal asing, terutama dalam bentuk investasi portofolio, di tengah tetap kuatnya Penanaman Modal Asing (PMA).
BI juga menyebutkan memasuki triwulan IV 2022, kinerja neraca perdagangan tetap baik dengan surplus mencapai 5,7 miliar dolar AS pada Oktober 2022. Tekanan arus modal asing masih berlanjut dengan investasi portofolio pada triwulan IV 2022 (hingga 15 November 2022) yang mencatat net outflows sebesar 0,3 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Oktober 2022 tetap tinggi tercatat sebesar 130,2 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 5,8 bulan impor atau 5,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Secara keseluruhan 2022, kinerja NPI diprakirakan tetap terjaga dengan surplus transaksi berjalan berada dalam kisaran 0,4 – 1,2 persen dari PDB dan kinerja neraca transaksi modal dan finansial yang tetap baik terutama dalam bentuk PMA. Kinerja NPI pada 2023 diprakirakan tetap baik, ditopang oleh neraca transaksi modal dan finansial dan transaksi berjalan yang solid, di tengah risiko berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Sementara itu BPS Bali mencatat posisi nilai neraca perdagangan Pulau Dewata pada September 2022 tercatat surplus sebesar 44.622.993 dolar AS. “Jika dibandingkan dengan posisi Agustus 2022 (m-t-m) yang tercatat surplus 42.158.020 dolar AS, sumbangan surplus neraca perdagangan Provinsi Bali pada September 2022 tercatat naik sebesar 2.464.973 dolar AS,” ujarnya.
Kepala BPS Bali Hanif Yahya menyebutkan, dibandingkan dengan sumbangan neraca perdagangan di September 2021 (y-o-y) yang sebesar 38.437.604 dolar AS, surplus neraca perdagangan Provinsi Bali pada September 2022 tercatat lebih tinggi. Dengan demikian, pada September 2022, Bali kembali menyumbang surplus pada neraca perdagangan (luar negeri) nasional.
Sementara itu, total perekonomian Bali pada triwulan III-2022 yang diukur berdasarkan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp62,56 triliun. Atau jika diukur atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2010, PDRB Bali tersebut tercatat sebesar Rp38,17 triliun.
Dengan besaran tersebut, ekonomi Bali triwulan III-2022 tercatat tumbuh sebesar 0,60 persen jika dibandingkan dengan capaian triwulan II-2022 (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapangan usaha Kategori E (Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang) sebesar 9,80 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi tercatat pada Komponen Ekspor Luar Negeri yaitu sebesar 88,41 persen.
Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), ekonomi Bali triwulan III-2022 tercatat tumbuh sebesar 8,09 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapangan usaha Kategori H (Transportasi dan Pergudangan) sebesar 35,37 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi tercatat pada Komponen Impor Luar Negeri yaitu sebesar 1.151,80 persen.
Jika diakumulasikan pertumbuhan triwulan I-2022 sampai dengan triwulan III- 2022, maka ekonomi Bali pada Januari-September 2022 tercatat tumbuh sebesar 4,19 persen (c-to-c). Struktur ekonomi Bali dari sisi produksi, pada triwulan III-2022 masih didominasi oleh Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum) yang tercatat berkontribusi sebesar 18,43 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar tercatat pada Komponen Konsumsi Rumah Tangga yaitu 53,71 persen. *dik