Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliTumbuh Positif, Penyaluran Kredit Baru Oleh Perbankan

Tumbuh Positif, Penyaluran Kredit Baru Oleh Perbankan

Bank Indonesia (BI) menyebutkan permintaan pembiayaan korporasi pada Oktober 2022 terindikasi tumbuh positif.

Denpasar (bisnisbali.com) –Bank Indonesia (BI) menyebutkan permintaan pembiayaan korporasi pada Oktober 2022 terindikasi tumbuh positif. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 14,4 persen. Kebutuhan pembiayaan terutama dipenuhi dari dana sendiri yang masih menjadi mayoritas sumber, diikuti pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik, pinjaman/utang dari perusahaan induk, dan penambahan kredit baru ke perbankan dalam negeri.

Demikian tertuang dalam informasi tertulisnya BI, Juga dipaparkan mengenai penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Oktober 2022 terindikasi tumbuh positif. Hal ini tercermin dari SBT penyaluran kredit baru pada Oktober 2022 sebesar 32,8 persen. Ada pun faktor utama yang memengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru tersebut yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.

Untuk keseluruhan periode triwulan IV 2022, penawaran penyaluran kredit baru diprakirakan meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Nilai SBT penyaluran kredit baru diprakirakan sebesar 92,2 persen atau lebih tinggi dibanding 84,5 persen pada triwulan III 2022.

Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru juga terindikasi tumbuh positif pada Oktober 2022. Mayoritas rumah tangga memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan meski menurun dibanding bulan sebelumnya. Jenis pembiayaan yang diajukan rumah tangga mayoritas berupa kredit multi guna. Ada pun sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi responden untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing.

Sebelumnya Dirut BPD Bali, Nyoman Sudharma, yakin jika penyaluran kredit tetap ada. Dari segi pembiayaan, juga optimis tumbuh positif. “Penyaluran kredit bank fokus menyasar UMKM, salah satunya lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tahun ini saja kami target KUR Rp1,2 triliun dan sudah tercapai hampir Rp1,1 triliun atau sekitar 88 persen dari target,” tegasnya.

Mengoptimalkan penyaluran KUR, pihaknya optimistis pada 2023 target KUR bisa naik menjadi Rp1,6 triliun. Sudharma menilai meski adanya isu ekonomi global yang gelap, perbankan tetap harus hidup. Perbankan harus terus hidup mengingat UMKM pasti akan membutuhkan modal. Karena itu, dalam upaya mengantisipasi resesi ekonomi global yang diproyeksikan terjadi tahun 2023, Sudharma mengungkapkan bank milik krama Bali ini tentu melakukan berbagai upaya pencegahan. Pertama: melakukan antisipasi lewat manajemen risiko yang ditingkatkan. “Terutama risiko-risiko ekuiditas, risiko kredit dan risiko lain. Kami harapkan optimalisasi untuk mitigasi risiko itu lebih utama,” tandasnya. *dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer