Mangupura (bisnisbali.com) –Momentum pemulihan ekonomi kewilayahan akan menopang berlanjutnya pemulihan ekonomi di tengah berbagai tantangan global dan domestik. Semangat untuk memperkuat sinergi dan inovasi kebijakan baik di tataran makro maupun spasial merupakan kunci terjaganya stabilitas dan akselerasi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Hal tersebut sejalan dengan butir kesepakatan dalam G20 Bali Leaders’ Declaration terkait perlunya menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan serta komitmen untuk mengimplementasikan kebijakan yang dikalibrasi, direncanakan dan dikomunikasikan dengan baik untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Demikian mengemuka pada acara Diseminasi Laporan Nusantara dan Peluncuran Buku Manufaktur serta Buku Pariwisata di Nusadua belum lama ini. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menekankan tiga esensi substansi dari Laporan Nusantara. Pertama, pemulihan ekonomi domestik yang terus berlangsung turut didukung oleh perbaikan kondisi makroekonomi secara spasial. Kedua, Bank Indonesia mendukung perbaikan struktur ekonomi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Ketiga, laporan dan buku-buku tersebut merupakan wujud komitmen BI untuk memperkuat kontribusi terhadap perekonomian nasional.
Dody juga menyebutkan penghujung 2022, perekonomian global berisiko tumbuh lebih rendah disertai dengan tekanan inflasi yang tinggi dan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Pertumbuhan ekonomi global pada 2023 diprakirakan akan menurun dari 2022, dengan risiko resesi yang tinggi di beberapa negara, termasuk AS dan Eropa.
Namun di tengah berbagai dinamika tantangan tersebut, ia optimis perekonomian nasional masih berdaya tahan dan melanjutkan perbaikan. Permintaan domestik membaik ditopang oleh konsumsi swasta yang tetap tinggi dan kinerja ekspor yang tetap positif, sejalan dengan semakin membaiknya mobilitas dan aktivitas ekonomi, serta kuatnya keyakinan konsumen.
Hal ini tercermin pada pertumbuhan ekonomi triwulan III 2022 yang mencapai 5,72 persen (yoy), lebih tinggi dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,45 persen (yoy). Perkembangan yang baik ini juga tercermin pada kinerja berbagai lapangan usaha dan ekonomi seluruh wilayah yang tetap baik.
Kebijakan stimulus Pemerintah melalui bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat dari dampak kenaikan inflasi sebagai konsekuensi pengalihan subsidi BBM turut menopang perbaikan perekonomian. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap bias ke atas dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3 persen.
Pada 2023, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap kuat ditopang oleh permintaan domestik yang solid. Selain itu tekanan inflasi yang sempat meningkat mulai menunjukkan penurunan dan lebih rendah dari prakiraan awal. *dik