Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliDigitalisasi Sistem Pembayaran Perkuat Pertumbuhan Ekonomi

Digitalisasi Sistem Pembayaran Perkuat Pertumbuhan Ekonomi

Kekuatan ekosistem keuangan digital diyakini berdampak terhadap inklusi keuangan, pemulihan ekonomi nasional, sekaligus pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Denpasar (bisnisbali.com) –Kekuatan ekosistem keuangan digital diyakini berdampak terhadap inklusi keuangan, pemulihan ekonomi nasional, sekaligus pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karenanya dengan berkembangnya teknologi digital makin menuntut kebutuhan akan produk yang berkualitas, kreatif, unik, dan memiliki nilai tambah tinggi.

Pemerhati ekonomi dari Undiknas University Agus Fredy Maradona, Ph.D., CA. di Denpasar mengatakan sebagai bagian dari masyarakat global, tidak boleh menutup mata akan perkembangan teknologi, melainkan harus memiliki kewaspadaan yang tinggi dalam memanfaatkan pesatnya perkembangan teknologi digital tersebut.

Ia berharap dengan makin banyak yang menerapkan treknologi digital, pengembangan ekonomi kreatif dan diversifikasi ekonomi maka pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata ikut terdongkrak. Harapannya perkembangan ekonomi Bali bisa kembali mengalami peningkatan dibandingkan sebelum pandemi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho menyambut positif ekonomi digital maupun digitalisasi pembayaran. Menurutnya perkembangan sistem pembayaran digital, khususnya QRIS, di Bali terus meningkat. Berdasarkan data Bank Indonesia pada 3 bulan terakhir (Juli-September 2022), tercatat rata-rata peningkatan merchant dan pengguna QRIS masing-masing sebanyak 15 ribu merchant dan 24 ribu pengguna QRIS setiap bulannya. Dengan kata lain, rata-rata pertumbuhan bulanan merchant dan pengguna QRIS baru di Bali mencapai masing-masing 3 persen (mtm) dan 6 persen (mtm).

Dengan angka pertumbuhan tersebut, maka diprakirakan pada akhir tahun 2022 jumlah merchant QRIS akan mencapai 577 ribu merchant, dan pengguna QRIS mencapai 546 pengguna. “Dengan demikian, Bali diharapkan akan tetap menjadi 10 provinsi dengan jumlah merchant dan pengguna terbanyak secara nasional,” jelasnya.

Sebelumnya BI pusat terus meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.  Disebutkan transaksi ekonomi dan keuangan digital mengalami kenaikan ditopang oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.

Nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Oktober 2022 tumbuh 20,19 persen (yoy) mencapai Rp35,1 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 38,38 persen (yoy) menjadi Rp5.184,1 triliun sejalan dengan normalisasi mobilitas masyarakat. Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit mengalami peningkatan 23,52 persen (yoy) menjadi Rp691,6 triliun.

Di sisi lain, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Oktober 2022 meningkat 6,04 persen (yoy) mencapai Rp905,9 triliun. Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).*dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer