Gianyar (Bisnis Bali.com) –
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di sela-sela acara Pertunjukan Orkestra Semesta bertajuk “Ghurnita Samudra Murti” yang diselenggarakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud dan didukung oleh PT Pupuk Kaltim serta Desa Ketewel di Kabupaten Gianyar, Bali Sabtu (12/11) malam menyampaikan, masalah lingkungan terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia.
Menurutnya, perlu ada upaya-upaya penyadaran dalam pelestarian lingkungan. Hal tersebut akan mampu memaksimalkan potensi alam Indonesia dalam menghidupi masyarakat lokal.
Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi lokal hasil laut. Sebagai pembanding Norwegia salah satu penghasilannya yang terbesar saat ini yaitu dari budidaya ikan salmon. Ini luar biasa, sementara Indonesia punya ikan tuna, lobster dan sebagainya. “Ini seharusnya bisa jadi kekuatan ekonomi kita,” ucap Teten.
Teten menjelaskan saat ini mulai banyak start up yang diinisasi anak muda yang fokus dalam pengembangan usaha kelautan bekerja sama langsung dengan para nelayan Indonesia. Beberapa aplikasi tersebut mulai dari Aruna, e-fishery, Kalikan, Delos, hingga Fish Log. “Jadi sudah banyak aplikasi yang ingin mengkoneksikan sumber laut kita dengan industri dan peluang pasar yang besar, ini bisa jadi mitra kita dalam transformasi dan akselerasi usaha di bidang kelautan,” jelas Teten.
Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana menyampaikan pentingnya menjaga kelesetarian ekosistem laut agar laut memberikan manfaat dan sumber kehidupan masyarakat. Ekosistem laut seperti pantai yang tidak dijaga, bahkan praktik pembabatan hutan mangrove hanya demi pembangunan tempat untuk menikmati sunset atau sunrise dapat membuat laut menjadi sumber bencana bagi masyarakat.
Menurut Ari, konteks hari ini bahwa laut adalah sumber kehidupan bagi seluruh masyarakat, bukan saja nelayan dilihat dari laut yang menyediakan sumber ekonomi, pangan, dan juga peran penting terhadap ketahanan iklim “blue carbon”.
Ari menjelaskan saat ini laut tengah terancam. Terumbu karang yang melindungi masyarakat selama jutaan tahun sudah rusak dijarah, juga hutan mangrove yang sudah banyak dibabat demi mendapatkan tempat untuk menikmati sunset ataupun sunrise. Bahkan, laut telah menjadi tempat pembuangan sampah raksasa. Tidak mengherankan di Bali dalam beberapa waktu belakangan terjadi banjir bandang. Hal itu memperlihatkan ada yang salah dalam pengelolaan sistem lingkungan saat ini. “ Kami mengajak semua pihak untuk menjaga air dari hulu ke hilir yang merupakan warisan dari leluhur kita untuk mendorong upaya memperkuat ekonomi pesisir, ajakan menjaga ekologi pesisir, dan membangkitkan budaya pesisir dengan pagelaran seni,” ucap Ari.
Pertunjukan semi yang menunjukkan pesan peruwatan kesadaran untuk menjaga kesucian air dan laut dengan kolaborasi antara Gamelan Yugananda, Bumi Bajra, Ayu Laksmi, Alien Child, dan Wayang Sunar tersebut juga dihadiri juga dihadiri Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Victor Gustaf Manopo, serta Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Rahmat Pribadi, perwakilan Puri Ubud, Kadis Kebudayaan Gianyar, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan perikanan (DKPKP) Gianyar, dan undangan lainnya. *Kup