Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliArak Bali Ditetapkan Sebagai WBTb, Petani Tak Ragu Lagi Berproduksi

Arak Bali Ditetapkan Sebagai WBTb, Petani Tak Ragu Lagi Berproduksi

Ditetapkannya arak Bali sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kemendikbudristek dengan SK Nomor 414/P/2022, membuat petani arak lega. Pasalnya, mereka tidak harus sembunyi lagi dalam memproduksi arak Bali. 

Denpasar (bisnisbali.com)- Ditetapkannya arak Bali sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kemendikbudristek dengan SK Nomor 414/P/2022, membuat petani arak lega. Pasalnya, mereka tidak harus sembunyi lagi dalam memproduksi arak Bali.

Salah seorang petani arak Bali, I Kadek Ari Putra, mengatakan diakuinya arak Bali sebagai salah satu WBTb memberikan kelonggaran inovasi bagi bartender. “Jadi, bartender mampu berinovasi dengan produk-produk Bali. Sudah ada 28 produk Bali yang layak pakai, sudah lolos BPOM dan legal cukai yang bisa dinikmati masyarakat Bali dan luar,” terangnya saat ditemui di Denpasar, Minggu (6/11).

Menurutnya, adanya permintaan Gubernur Bali Wayan Koster kepada general manager hotel di Bali agar menyajikan arak sebagai welcome drink untuk wisatawan pada acara cocktail party, Sabtu (5/11) lalu, memberi dampak positif terhadap permintaan araknya. Ia mengaku telah menerima lebih dari lima panggilan dari pihak hotel untuk melakukan penawaran jual-beli arak. “Sangat signifikan hasilnya. Sudah ada pesanan pembelian produk saya, 1 dus, 12 botol,” ungkap Kadek Ari.

Ia menilai penetapan arak Bali sebagai WBTb dan permintaan Gubernur Wayan Koster merupakan hadiah bagi petani arak. Pasalnya, petani atau produsen arak Bali bisa menjual produksinya secara berkesinambungan, tanpa ragu dan tidak ada petak umpet lagi. Jika petani atau produsen arak serta blind maker-nya konsisten soal permintaan tersebut, dalam waktu dua tahun ke depan penjualan arak Bali akan mengalami kemajuan luar biasa. “Sekarang dari hulu mereka (petani) tidak ragu-ragu lagi berproduksi. Sebanyak apa pun mereka memproduksi akan dibeli karena sentralnya tidak banyak,” katanya.

Disinggung terkait kemungkinan adanya produsen-produsen arak yang akan mengambil alih, Kadek Ari Putra mengaku tidak khawatir. Sebab, Gubernur Wayan Koster sebelumnya secara tegas tidak membolehkan arak Bali diproduksi secara besar-besaran atau pabrikan. “Kalau itu diproduksi (pabrikan), mereka tidak akan tahu historis. Kita di Bali kan ada sejarah. Jadi, ada sejarah yang kita hubungkan, feel-nya itu mereka tidak akan dapat. Saya sebagai petani dan perajin yang bikin. Mungkin mereka bisa buat produk, tapi tidak punya storytelling yang bagus seperti kita,” tutupnya. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer