Denpasar (bisnisbali.com)-Tas berbahan dasar karung goni yang dikombinasikan dengan kain endek Bali menjadi salah satu produk yang terpilih sebagai suvenir pada KTT G20. Kekuatan story behind the product (cerita di balik produk) menjadi alasan produk ini lolos dalam perhelatan dunia yang akan digelar di Nusa Dua pada 15-16 November nanti.
Aqmarinda Sandi ialah nama pemilik produk suvenir tersebut. Ia mengaku tidak menyangka produknya bisa terpilih sebagai salah satu suvenir KTT G20. Perempuan asal Sidoarjo ini menyiapkan 650 lebih pieces tas. Keseluruhan produksinya untuk KTT G20 sampai kegiatan sampingan mencapai 800 pieces tas.
Untuk menjadi salah satu UMKM asal Bali yang terpilih dalam KTT G20, ia mesti melewati proses yang cukup panjang. Dirinya harus bersaing dengan 1.200 lebih UMKM nasional. “Kekuatan kami adalah story behind the product,” katanya saat ditemui di tokonya yang berada di Jalan Gunung Soputan, Denpasar, Minggu (6/11).
Aqmarinda mengajukan tujuh desain kepada panitia KTT G20. Produk utamanya adalah tas berbahan kain goni yang ramah lingkungan karena berasal dari serat alam bernama Structure Bag. Keistimewaan produknya karena dikombinasikan dengan kain endek sebagai kain khas tradisional. Dalam produksi ia berkolaborasi dengan perajin dari Klungkung, sedangkan kainnya diperoleh dari Bandung. “Beberapa produk kami juga diproduksi oleh warga binaan lapas perempuan,” terangnya.
Dalam kesehariannya hingga saat ini Aqmarinda mengaku telah memiliki 36 desain. Kisaran harga produknya mulai dari Rp125 ribu sampai paling mahal Rp1,2 juta per pieces. Produknya fokus dipromosikan ke luar Bali dengan market tertinggi di Jakarta. Sementara untuk luar negeri, ia telah mengirim produk ke Singapura dan Malaysia. “Dalam pembelian tas nanti konsumen akan memperoleh card dan barcode yang bisa discan untuk akses story behind the product,” jelasnya.
Keunikan produknya membuat perempuan lulusan jurusan Pertanian Universitas Diponegoro ini dalam sebulan bisa membuat 300-400 pcs fashion bag dan 1.500 pcs merchandise atau shopping bag. Ia bisa memperoleh omzet Rp60 juta hingga Rp200 juta per bulan. “Setiap penjahit bisa menyelesaikan 10-20 fashion bag per hari. Kami juga punya produk kebutuhan perusahaan seperti goodie bag, pouch dan tumblr. Yang banyak dicari adalah tote bag, shopping bag dan pouch,” sebutnya.
Oleh karena KTT G20 merupakan perhelatan besar dan delegasinya dari berbagai negara, ia mengharapkan tidak hanya etnik yang bisa mengenalkan budaya Indonesia, tetapi juga merek lainnya. Sebab, 20 UMKM yang terpilih dipercaya mewakili produk lain juga yang mampu menceritakan budaya Indonesia. ‘’Jadi, dunia bisa melihat bahwa Indonesia tidak hanya Bali, tidak hanya Lombok, tetapi sangat kaya, luas dan beragam,” papar Aqmarinda yang meluncurkan produknya pada Januari 2020 lalu. *wid