Selasa, November 26, 2024
BerandaBaliSelamatkan Bumi, Masyarakat Pesisir Diminta Ikut Konservasi Ekosistem Pantai

Selamatkan Bumi, Masyarakat Pesisir Diminta Ikut Konservasi Ekosistem Pantai

Program Arnawa Maha Amreta dan Seminar Jejak Pelabuhan Kuno di Ketewel dan Kearifan Bahari Masyarakat Bali di Wantilan Asti Budaya, di Pura Payogan Agung.

Gianyar (Bisnis Bali.com)-
Yayasan Puri Kauhan Ubud mengajak semua pihak menyadari pentingnya menjaga ekosistem pesisir. Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN. Ari Dwipayana di sela-sela acara Launching Program Arnawa Maha Amreta dan Seminar Jejak Pelabuhan Kuno di Ketewel dan Kearifan Bahari Masyarakat Bali di Wantilan Asti Budaya, Pura Payogan Agung, Desa Adat Ketewel, Gianyar Minggu (6/11) mengajak masyarakat Desa Ketewel dan masyarakat desa di Sekitar Pesisir Pantai Gianyar melakukan konservasi ekosistem pantai, dan juga konservasi budaya bahari untuk berkontribusi pada penyelamatan bumi.
Untuk mengimplementasikan hal tersebut Yayasan Puri Kauhan Ubud mengundang Perbekel Desa Ketewel, Para Perbekel yang wilayahnya berada di pesisir pantai meliputi Desa Lebih, Saba, Pering Keramas, Medahan, Tulikup, Temesi, Sukawati, dan Desa Guwang dalam kegiatan seminar. Hadir dalam acara tersebut Bendesa Desa Adat Ketewel, Bendesa Desa Adat Rangkan dan Prajuru, Kelihan Adat di 11 Banjar se-Desa Ketewel, dan anggota Sekehe Teruna-Teruni di Desa Ketewel. Hadir juga Ratu Peranda Grya Jaya Purna Rangkan, Grya Anyar dan Grya Uma Dewi, Penglingsir Grya Gede, Grya Peken Mangku Gede, Kementerian KKP, Kementerian LHK/ BP DAS Unda Anyar, Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gianyar.
Ari Dwipayana menjelaskan dalam Seminar Jejak Pelabuhan Kuno di Ketewel dan Kearifan Bahari Masyarakat Bali dihadirkan beberapa pembicara. Ini diantaranya Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari ( Griya Wanasari Sanur), Prof Dr. Darma Putra (Ketua Tim Riset dan anggotanya Prof Wayan Pastika, IB Pradjna yogi, Guna Yasa dan Wayan Lamo), Prof Dr. I Wayan l Ardika (Arkeolog UNUD), Ida Bagus Sidemen (Sejarawan Senior UNUD karya-karya yang sangat inspiratif petanu-pekerisan), dan Wayan Arthana (Tokoh Masyarakat Desa Ketewel).
Ari Dwipayana meyakinkan Ketewel menjadi simpul penting antara sistem budaya agraris. Aliran Tukad Oos yang mengairi subak-subak di Bali Selatan berkaitan dengan poros niskala antara Pura Ulun Danu Batur, Pura Gunung Lebah, Gunung Rata dan Pura Payogan Agung Ketewel. Ini bersambung dengan peradaban pesisir atau budaya bahari yang menjadi jembatan dengan dunia luar melalui jalur perdagangan dan keberadaan pelabuhan.
Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristekdiktir, Dr. Hilmar Farid selaku Keynote Speech menyampaikan kegiatan seminar Jejak Pelabuhan Kuno di Ketewel dan Kearifan Bahari sesuai Program Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam pemuliaan laut sebagai sumber kehidupan. Ini mengangkat jalur rempah atau pelayaran maritim yang menjadi sumber kekuatan di nusantara.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Wahyu Sakti Trenggono, yang hadir secara daring mengatakan Bali kaya akan sumber alam yang dipadukan dengan kearifan lokal. Pengelolaan sumber daya kebaharian dan kearifan lokal diharapkan menjadi aset daya tarik pariwisata Bali. “Sejarah peradaban air termasuk laut perlu kita jaga sebagai mata pencaharian masyarakat dan sumber oksigen bagi kehidupan,” ucapnya. *kup

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer