Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliEkspor Perikanan Naik 32,27 Persen pada Triwulan III 2022

Ekspor Perikanan Naik 32,27 Persen pada Triwulan III 2022

Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar mencatat nilai ekspor perikanan pada Triwulan III 2022 naik sampai 32,27 persen dibandingkan nilai ekspor periode yang sama tahun 2021.

Denpasar (bisnisbali.com) – Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar mencatat nilai ekspor perikanan pada Triwulan III 2022 naik sampai 32,27 persen dibandingkan nilai ekspor periode yang sama tahun 2021. Adapun nilai ekspor perikanan pada Triwulan III tahun 2022 mencapai Rp633,15 miliar, sementara nilai ekspor tahun 2021 pada periode yang sama hanya Rp 478,66 miliar.

Kepala BKIPM Denpasar, Anwar, Kamis (13/10), mengatakan, secara rinci nilai ekspor ikan hidup pada Triwulan III 2022 sebesar Rp47,23 miliar. Mengalami kenaikan sebesar 30,27 persen dibandingkan dengan tahun 2021 di periode yang sama nilai ekspor ikan hidup mencapai Rp36,26 miliar.

Sementara untuk nilai ekspor ikan nonhidup pada Triwulan III 2022 sebesar Rp585,91 miliar, mengalami kenaikan sebesar 32,44 persen dibandingkan dengan tahun 2021 di periode yang sama nilai ekspor ikan nonhidup mencapai Rp442,41 miliar.

Di Triwulan III ini, Anwar menyebutkan, ada 74 negara tujuan ekspor. Yang mana, didominasi oleh United States (Amerika Serikat) dengan nilai ekspor sebesar Rp226,25 miliar atau sebesar 35,73 persen, Australia sebesar Rp101,38 miliar atau sebesar 16,01 persen, Taiwan sebesar Rp62,64 miliar atau sebesar 9,89 persen, Thailand sebesar Rp55,91 miliar atau sebesar 8,83 persen, China sebesar Rp40,05 miliar atau sebesar 6,33 persen dan 69 negara lainnya sebesar Rp146,91 miliar atau sebesar 23,20 persen.

“Untuk ekspor komoditi ikan hidup didominasi benih bandeng, ikan hias air laut, kerapu, coral, dan benih kerapu. Sedangkan komoditi ikan non hidup didominasi ikan tuna, cumi-cumi, mutiara, kakap, dan tenggiri,” sebutnya.

Sementara itu, sesuai dengan yang disampaikan Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Bali, Panudiana Kuhn, untuk industri ekspor dari wilayah Bali yang saat ini masih kuat adalah ekspor hasil alam seperti ikan atau bibit ikan. Bali dinilai belum mampu pindah dari sektor pariwisatanya. “Bali harus perbaiki dulu sektor pariwisatanya, barulah diikuti dengan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, ekspor, hingga manufacturing,” katanya. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer